Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar yang Akibatkan Halusinasi
Ilustrasi diabetes dan halusinasi (Unsplash Javi Hoffens)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Bagi penderita diabetes tipe 2 sangat dianjurkan untuk sungguh-sungguh mengontrol tingkat gula dalam darah. Sangat penting memeriksa kadar gula darah secara teratur. Selain itu, Anda juga harus menghindari penyebab naiknya glukosa darah.

Menurut medis, ternyata gula darah yang sangat tinggi bisa menyebabkan halusinasi. Berapa ukuran gula darah agar tidak mengalami halusinasi? Bagaimana cara mengatasinya? Dilansir WebMD, Sabtu, 2 Oktober, berikut fakta-fakta mengenai sindrom hiperglikemik hiperosmolar.

Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar

Sindrom hiperglikemik hyperosmolar dialami seseorang dengan diabetes yang tingkat glukosa dalam darah menempuh 600 mg/dL. Sindrom itu ditandai dengan melepaskan kelebihan gula darah via urine. Ini akan mengambil banyak cairan dalam tubuh sehingga penderita diabetes yang mengalaminya ditiru dengan rasa haus terus-menerus, merasa lelah, dan mual.

Halusinasi juga jadi salah satu sindrom ini, terjadi saat seseorang benar-benar dehidrasi, elektrolit dalam tubuh rusak, sehingga memengaruhi jejaring antara sel-sel otak dan terjadilah halusinasi.

Hyperosmolar Hyperglikemic State, atau populer disebut dengan akronim ‘hhs diabetes’, sesungguhnya tak lazim terjadi. Tapi paling mungkin dialami oleh seseorang dengan diabetes jenis 2. Untuk menangani keadaan ini, pasien seharusnya dibawa ke dokter. Karena memerlukan penanganan medis langsung sebelum mengalami pingsan dan koma.

Tak ada metode paling bagus kecuali menjaga kadar gula dalam darah konsisten terkendali. Karenanya jagalah pola hidup sehat, perawatan, dan senantiasa memantau tingkat glukosa dalam darah.

Yang paling penting untuk dipahami, halusinasi bisa terlihat sangat nyata. Seseorang yang mengalaminya mungkin bisa melihat, mendengar, bahkan merasakan hal-hal yang tidak ada. Untuk pertolongan pertama, berikan banyak minum hingga ditangai secara medis. Ini bisa mengurangi rasa haus dan membantu tubuhnya terhidrasi.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan Healthy Place, halusinasi dialami ketika glukosa sangat tinggi sedangkan psikosis ketika kadar gula darah sangat rendah.

Sebenarnya, efek yang dirasakan ketika mengalami halusinasi maupun psikosis tidak berbeda. Antara lain mengacu pada keadaan pikiran bingung mana fakta dan yang nyata. Psikosis sendiri terdiri dari pengalaman halusinasi, delusi, dan sulit berkonsentrasi.

Psikosis juga dibagi dua kategori, yaitu psikosis primer dan sekunder. Psikosis primer melibatkan gejala psikotik yang merupakan bagian dari gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia. Sedangkan yang dialami seseorang dengan diabetes termasuk psikosis sekunder yang berkembang karena kondisi medis.

Artikel ini telah tayang dengan judul: Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar, Kadar Glukosa dalam Darah Sangat Tinggi Hingga Menyebabkan Halusinasi, saatnya merevolusi pemberitaan!