PSIM Tanggapi Kegaduhan Jersey Nomor 1 dan Isu Match Fixing
PSIM Yogyakarta tengah diterpa isu match fixing di Liga 2 2023/2024 (Instagram/@psimjogja_official).

Bagikan:

JAKARTA - PSIM Yogyakarta diterpa masalah. Manajemen Laskar Mataram dihantam isu match fixing hingga "penyalahgunaan" jersey nomor 1.

Menanggapi kekisruhan yang belakangan menyeret nama tim, manajemen PSIM langsung buka suara.

Bicara soal jersey nomor 1, sebelumnya diketahui Pj Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, kedapatan beberapa kali menyaksikan laga home Liga 2 2023/2024 di Stadion Mandala Krida dengan menggunakan jersey bernomor punggung 1.

Padahal, sebagaimana diketahui, dalam aturan atau adat Brajamusti--suporter PSIM--jersey nomor 1 dikhususkan atau hanya boleh digunakan Presiden Brajamusti sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan.

Terkait hal itu, Direktur Utama PSIM, Liana Tasno, mengatakan pihaknya telah meminta maaf kepada Brajamusti.

“Kami menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Brajamusti, DPP, dan seluruh Laskar Brajamusti atas kejadian ini."

"Hal ini merupakan kelalaian dari manajemen. Kami telah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait hal ini,” ungkap Liana dalam pernyataan tertulis dikutip pada Selasa, 28 November 2023.

Jersey nomor punggung 1 bagi Laskar Mataram tak boleh sembarangan. Bahkan, tak pernah ada pemain PSIM yang menggunakan jersey nomor 1. 

Selain meluruskan soal penggunaan jersey bernomor punggung 1, Liana juga angkat bicara terkait isu pengaturan skor yang muncul di laga kontra Malut United. Manajemen PSIM jelas menampik adanya match fixing.

Ia bahkan bersedia dan siap melanjutkan dugaan ini ke jalur hukum apabila ada bukti-bukti valid terkait isu tersebut.

“Kami dari manajemen sangat terbuka apabila memang benar ada bukti valid atas isu tersebut. Kami siap bersama-sama kedua wadah suporter dan pemangku kebijakan sepak bola Yogyakarta membawa permasalahan ini ke ranah hukum demi menjaga nama besar PSIM,” katanya.

“Atas nama PSIM, saya menegaskan bahwa PSIM menjunjung tinggi integritas dan asas fair play,” tutur Liana.

Karena mencuatnya isu pengaturan skor, Liana mengakui hal ini membuat situasi di internal PSIM menjadi tidak kondusif.

Padahal, PSIM saat ini sedang butuh energi positif dari seluruh elemen untuk menjalani Liga 2 2023/2024.

“Saat ini fokus kami adalah membawa PSIM lolos ke Liga 1. Harapannya, seluruh keluarga besar PSIM dapat terus bersinergi untuk mendukung hal ini,” ujar Liana.