Kurangi Jejak Karbon, Volvo Jalin Kerja Sama dengan CATL dalam Bidang Daur Ulang Baterai
Perjanjian Kerja sama Volvo dan CATL. (Foto: Dok CNevpost) 

Bagikan:

JAKARTA - Volvo menandatangani kerja sama strategis dengan produsen baterai kendaraan listrik terbesar dunia Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL), dalam bidang daur ulang baterai dengan tujuan mengurangi jejak karbon. 

Mengutip dari laman CNevpost, Jumat, 19 April, dalam sebuah pernyataan, Volvo mengungkapkan bahwa baterai kendaraan listrik mengandung berbagai unsur logam yang tidak dapat diperbarui, dan emisi karbon dari penambangan dan pemrosesan menyumbang sebagian besar siklus produksi. 

Di sisi lain, perkembangan kendaraan listrik saat ini tergolong cepat terutama di China, dan sejumlah baterai mobil listrik secara bertahap akan habis masa pakainya dan baterai bekas yang tidak dibuang dengan benar akan menimbulkan tantangan serius bagi lingkungan. 

Kedua perusahaan (Volvo dan CATL) bersepakat mengurangi emisi karbon seluruh siklus hidup kendaraan listrik dengan membongkar, mendaur ulang, dan menggunakan kembali baterai bekas. 

Bahkan, Volvo akan mendaur ulang baterai bekas dari kendaraan listrik yang dijualnya, serta baterai bekas selama produksi pabrik. Baterai tersebut akan dibongkar oleh pemasok bersertifikat Volvo untuk mengekstrak lebih dari 90 persen nikel, kobalt, litium, dan bahan logam lainnya.

Sementara itu, CATL akan menggunakan bahan daur ulang ini untuk memproduksi baterai baru yang akan digunakan dalam produksi kendaraan Volvo baru. 

"Perjanjian ini merupakan tonggak penting dalam membangun model bisnis daur ulang baterai tertutup di Tiongkok, membuka babak baru dalam manajemen siklus baterai tertutup," kata Kepala Sistem Pemasaran CATL Tan Libin. 

Seperti diketahui, Volvo meluncurkan strategi keberlanjutannya pada tahun 2019, yang bertujuan untuk mencapai rata-rata 30 persen penggunaan bahan daur ulang di seluruh jajaran modelnya pada tahun 2030.

"Volvo juga berkomitmen untuk mencapai emisi gas rumah kaca hingga nol persen pada tahun 2040, yang memerlukan upaya bersama dari mitra pemasok di seluruh rantai pasokan," ungkap Wakil Presiden Rantai Pasokan Volvo Wilayah Asia Pasifik Li Hai.