Hasil Temuan Air di Mars Pada 2018 Lalu Disebut Palsu, Ini Faktanya!
Para ilmuwan menyatakan penampakan air itu bisa jadi adalah batu vulkanik yang terkubur di bawah es, dan bukan air. (foto dok. NASA)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 2018 lalu, para ilmuwan berhasil menemukan air yang terlihat di bawah permukaan Mars yakni kutub selatan planet yang tertutup es. Tetapi kini, kemungkinan itu hanya ilusi.

Penemuan itu dibuat menggunakan data radar dari pesawat luar angkasa yang mengorbit Mars milik Badan Antariksa Eropa (ESA), Mars Express. Para ilmuwan melihat pantulan terang dan berasumsi bahwa mereka sedang melihat air di bawah tutup kutub.

Namun, menurut penelitian baru oleh University of Texas mengatakan suhu dan tekanan di planet ini membuat tidak mungkin ada air di sana.

"Agar air dapat bertahan sedekat ini dengan permukaan, Anda memerlukan lingkungan yang sangat asin dan sumber panas yang dihasilkan secara lokal, tetapi itu tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan," ujar Ilmuwan Planet di Universitas Institut Geofisika, Cyril Grima.

Melansir News Sky, Selasa, 25 Januari, para ilmuwan menyatakan penampakan air itu bisa jadi adalah batu vulkanik yang terkubur di bawah es, dan bukan air. Mereka menguji teori milik sendiri dengan melihat bagaimana planet akan muncul jika dilihat melalui satu mil es.

Ini memungkinkan mereka untuk membandingkan fitur di seluruh planet dengan yang ada di bawah tutup kutub. Grima memperhatikan pantulan terang yang sama seperti yang terlihat pada 2018, tetapi mereka tersebar di seluruh planet ini, cocok dengan lokasi dataran vulkanik.

Aliran lava, yang kaya akan zat besi, dapat meninggalkan bebatuan dengan pantulan serupa, yang bisa disalahartikan sebagai air.

Meskipun ini mungkin tampak seperti kabar yang mengecewakan, banyak es dapat ditemukan di Mars, dan banyak ilmuwan bersemangat tentang perkembangan lebih lanjut dalam memahami tentang planet ini.

"Keindahan (dari temuan ini adalah) memberi kita tempat yang sangat tepat untuk mencari bukti danau dan dasar sungai kuno dan menguji hipotesis tentang pengeringan yang lebih luas dari iklim Mars selama miliaran tahun," ungkap Ahli Geofisika di York University, Isaac Smith.

Smith percaya bahwa pantulan terang disebabkan oleh jenis tanah liat yang dibuat ketika batuan terkikis di dalam air. Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters.

Gambar planet dari penjelajah NASA tahun lalu menegaskan pernah ada sebuah danau di permukaan yang dialiri oleh sungai kecil sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu. Diharapkan sedimen yang ditemukan di dalam kawah Jezero dapat menyimpan jejak kehidupan.