NASA Bagi-Bagi Kontrak Pengadaan Satelit dengan Amazon, Starlink dan Beberapa Perusahaan Lain untuk Sediakan Jaringan Internet Murah
NASA semakin ingin mengandalkan perusahaan luar angkasa swasta untuk operasinya. (foto: twitter @nasa)

Bagikan:

JAKARTA – Bisnis  satelit Amazon, jaringan Starlink milik SpaceX dan perusahaan satelit lainnya pada  Rabu, 20 April, telah  memenangkan kontrak gabungan sebesar 278,5 juta dolar AS (Rp 3,99 triliun) dari NASA untuk menunjukkan komunikasi di luar angkasa ketika badan antariksa AS bergerak untuk menggantikan jaringan satelitnya di orbit dengan sistem yang dibangun secara pribadi.

NASA semakin ingin mengandalkan perusahaan luar angkasa swasta untuk operasinya. Mereka juga  ingin merangsang lebih banyak aktivitas komersial di berbagai bidang mulai dari komunikasi luar angkasa hingga mengirim manusia ke orbit.

Proyek Kuiper dari Amazon, jaringan yang direncanakan akan memiliki lebih dari 3.000 satelit yang dibangun untuk memancarkan internet broadband ke daerah-daerah terpencil, telah memenangkan 67 juta (Rp 961 miliar). Sementara bisnis Starlink dari SpaceX, dengan jaringan internet satelit yang lebih besar dengan sekitar 2.000 satelit di luar angkasa, menerima kontrak sebesar  70 juta dolar AS (Rp 1 triliun).

NASA menggunakan sistemnya saat ini, yang disebut jaringan Satelit Pelacakan dan Relay Data, untuk berkomunikasi dengan pesawat ruang angkasa di orbit, seperti kapsul Crew Dragon SpaceX ketika mengangkut astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional.

"Tujuannya di sini benar-benar untuk membuat industri swasta bergabung dengan kami dan mengembangkan kemampuan ini untuk pelanggan yang tidak hanya NASA, tetapi juga pelanggan berbasis ruang angkasa lainnya, semoga menurunkan biaya kami," ujar Eli Naffah, kepala Komunikasi NASA Proyek Layanan,  kepada Reuters.

NASA juga menyatakan setiap perusahaan diharapkan untuk menyelesaikan pengembangan dan demonstrasi satelit mereka sesuai kontrak yakni pada tahun 2025.

Penerima kontrak lainnya adalah Inmarsat , SES, Telesat dan ViaSat. Menurut para analis, persaingan sengit terutama di antara SpaceX, milik Elon Musk  dengan Amazon, dan Telesat untuk menyediakan internet broadband dari luar angkasa, merupakan upaya komersial mahal yang dapat menghasilkan miliaran pendapatan setelah beroperasi penuh.

Starlink, meski belum selesai, memiliki ribuan pelanggan di berbagai negara. Amazon, jauh di belakang, yang mentargetkan  untuk mulai meluncurkan dua satelit prototipe pertamanya pada akhir 2022.