Petinggi Bank Sentral Ramai-ramai Keroyok <i>Cryptocurrency</i> di Saat Market Kripto Berdarah
Pejabat Bank of England, Andrew Bailey. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Andrew Bailey merupakan Gubernur Bank of England, belum lama ini melontarkan kritikan terhadap mata uang kripto. Bailey menyatakan bahwa Bitcoin tidak akan jadi alat pembayaran yang bisa diterima secara meluas.

Petinggi bank sentral Inggris itu beralasan bahwa Bitcoin tidak “praktis”. Hal tersebut disampaikan Bailey dalam sebuah acara podcast baru-baru ini.

Seperti dilansir U.Today, bank sentral telah berulang kali menyatakan bahwa Bitcoin tidak memiliki nilai intrinsik. Bailey terus berpegang teguh pada kritikannya, mengklaim bahwa Bitcoin memiliki nilai hanya karena orang ingin memilikinya.

Selama minggu lalu, beberapa pejabat bank sentral terkemuka membuat beberapa komentar tidak sedap terhadap aset kripto. Presiden Bank Sentral Eropa Christine Largade menyatakan bahwa cryptocurrency tidak berharga kendati putranya sendiri berinvesatasi dalam kripto.

Selain Lagarde, ada Gubernur Reserve Bank of India, Shaktikanta Das yang juga mengkritik aset digital. Menurut Das, cryptocurrency tidak punya nilai mendasarinya.

Sementara itu, Riksbank Swedia baru-baru ini menerbitkan utas Twitter panjang yang menjelaskan mengapa Bitcoin dan cryptocurrency lainnya tidak dapat diklasifikasikan sebagai uang.

Di sisi lain, sejumlah orang yang berpengaruh dalam industri kripto mempertanyakan kemampuan Bitcoin untuk berhasil menjadi alat pembayaran. CEO bursa kripto FTX, Sam Bankman-Fried, yang merupakan salah satu miliarder kripto baru-baru ini menilai bahwa Bitcoin “tidak punya masa depan” di bidang pembayaran.

Bos FTX itu mengungkapkan alasannya, menurut Bankman-Fried, Bitcoin memiliki masalah dalam skalabilitasnya yang belum terpecahkan dalam beberapa tahun terakhir. Karenanya, kripto nomor satu itu tidak cocok jadi alat tukar.