Fosil Nenek Moyang dari Kera Ditemukan di China
Fosil keluarga kera hylobatid ditemukan di China. (foto: Terry Harrison, NYU Department of Anthropology)

Bagikan:

JAKARTA - Para ilmuwan baru-baru ini menemukan fosil kera yang diklaim sebagai spesies paling awal di daerah Yuanmou di Provinsi Yunnan, China.

Penemuan tersebut diklaim dapat membantu mengisi celah evolusi yang sulit dipahami dalam sejarah kera. Fosil kera yang ditemukan itu memiliki ukuran yang lebih kecil dari kera lainnya.

Menurut para ilmuwan, fosil ini merupakan bagian dari keluarga kera hylobatid yang sering disebut kera kecil dan memiliki 20 spesies kera hidup.

Fosil kera kecil itu disebut Yuanmou pithecus xiaoyuan. Para ilmuwan mengatakan fosil tersebut memiliki ukuran yang sama dengan kera modern, dan beratnya sekitar 13 pon.

Diduga, kera itu meninggal saat berusia dua tahun. Para ilmuwan mengonfirmasi hal ini setelah menganalisis gigi dan spesimen tengkorak Yuanmou pithecus, termasuk rahang atas.

"Gigi dan wajah bagian bawah Yuanmou pithecus sangat mirip dengan kera modern, tetapi dalam beberapa fitur, spesies fosil lebih primitif dan menunjukkan bahwa itu adalah nenek moyang dari semua spesies kera yang hidup,” ungkap salah satu penulis studi tersebut, Terry Harrison seperti dikutip dari TechExplorist, Kamis, 15 September.

"Studi genetik menunjukkan bahwa hylobatid menyimpang dari garis keturunan yang mengarah ke kera besar dan manusia sekitar 17 hingga 22 juta tahun yang lalu, jadi masih ada celah 10 juta tahun dalam catatan fosil yang perlu diisi," imbuhnya.

Di samping itu, para ilmuwan mengatakan bukti fosil definitif dari sejarah evolusi hylobatid tidak diketahui sebelum zaman Early Pleistocene. Kera diyakini sebagai yang tercepat dari semua mamalia yang hidup di pohon, dan tidak terbang.

“Sisa-sisa fosil Hylobatid sangat langka, dan sebagian besar spesimen adalah gigi yang terisolasi dan tulang rahang yang terpisah-pisah yang ditemukan di situs gua di China selatan dan Asia Tenggara yang berusia tidak lebih dari 2 juta tahun yang lalu,” tutur Harrison.

"Temuan baru ini memperluas catatan fosil hylobatid kembali ke 7 hingga 8 juta tahun yang lalu dan, lebih khusus, meningkatkan pemahaman kita tentang evolusi keluarga kera ini," tambahnya.