Pajak Kripto Terlalu Tinggi, Volume Perdagangan <i>Cryptocurrency</i> di India Merosot 97,1 Persen, Pelajaran Buat Indonesia?
India terapkan pajak kripto yang tinggi, dana investor mengalir ke luar negeri. (Foto; Dok. CryptoNews)

Bagikan:

JAKARTA – India merupakan salah satu negara yang bersikap keras terhadap industri kripto termasuk dalam penerapan pajaknya. Berdasarkan temuan terbaru, transaksi aset kripto di India mengalami penurunan tajam akibat pemerintah membebankan pajak yang terlalu tinggi terhadap pendapatan dari aset kripto.

Itu artinya, perusahaan pertukaran kripto di negara tersebut harus kehilangan 97,1 persen dalam volume perdagangan yang berlangsung antara Januari dan Oktober 2022. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga kebijakan teknologi India, Esya Centre, terdapat tiga bursa kripto terkemuka meliputi WazirX, CoinDCX, dan Zebpay, yang mengalami penurunan volume perdagangan besar-besaran.

Pada bulan Januari 2022, volume perdagangan kripto di India berada di kisaran 4,73 miliar dolar AS. Namun, angka tersebut merosot menjadi 137,6 juta dolar AS pada Oktober 2022, berdasarkan hasir penelitian Esya Centre.

Studi tersebut juga mengungkapkan antara Februari dan Oktober, sekitar 3,85 miliar dolar AS volume perdagangan keluar dari bursa India ke mitra asing. Penelitian ini mencakup volume perdagangan dari tiga bursa internasional yaitu Binance, Coinbase, dan Kraken.

Tingginya Pajak Kripto Sebabkan Dana Mengalir ke Luar Negeri

Merosotnya volume perdagangan di bursa kripto India terjadi setelah pemerintah India mengumumkan pajak sebesar 30 persen untuk seluruh transaksi kripto pada 1 Februari 2022. Pajak tersebut mulai berlaku pada 1 April 2022. Ini memaksa para investor dan trader kripto di negara tersebut memindahkan dana mereka ke perusahaan pertukaran kripto luar negeri.

Dalam periode antara pengumuman pajak dan implementasinya, volume perdagangan di bursa India turun 15 persen, kata studi tersebut. Setelah pajak diterapkan, CEX (bursa kripto tersentralisasi) India kehilangan 14 persen lagi dalam volume perdagangan antara bulan April dan Juni.

Lebih lanjut, sekitar 3,05 miliar dolar AS dalam volume perdagangan yang setara 80 persen dari total 3,5 miliar dolar, telah mengalir ke bursa asing. Aliran dana dari bursa kripto India ke bursa kripto internasional terjadi antara bulan April dan Oktober.

Mayoritas kehilangan volume perdagangan terjadi setelah pemerintah memungut pajak 1 persen yang dipotong dari sumbernya atau Tax Deducted at Source (TDS) mulai 1 Juli. Setelah implementasi TDS, bursa India kehilangan 81 persen dari volume perdagangan mereka dalam 4 bulan. Dari 1,22 miliar dolar pada bulan Juli, volume perdagangan turun menjadi 988 juta dolar AS.

Sementara itu, pajak 1 persen dibebankan pada semua transaksi yang melampaui 10.000 rupee (sekitar 120 dolar AS) dalam satu tahun keuangan. Tidak lama setelah pengumuman pajak dan implementasinya telah menimbulkan kekacauan dalam ekonomi aset kripto. Bersamaan dengan itu, pertukaran kripto di India masih meraba-raba untuk mencari tahu bagaimana menerapkan pajak 1 persen di tengah kurangnya pedoman yang jelas.

Masyarakat India Kecam Pajak 30 Persen

Keputusan pemerintah untuk membebankan pajak sebesar 30 persen telah menimbulkan protes di kalangan masyarakat India. Sebagian besar bermigrasi ke pertukaran kripto asing dalam upaya untuk menghindari pajak 1 persen. Mulai bulan Februari, studi tersebut memperkirakan sekitar 1,7 juta pengguna India beralih ke bursa asing.

Dalam survei yang dilakukan oleh WazirX dan Zebpay dengan 9.500 responden yang telah aktif berdagang antara 1 Januari dan 15 April 2022, 24 persen investor India mengatakan mereka sedang mempertimbangkan pindah ke bursa asing. Selain itu, survei menemukan bahwa pajak telah memengaruhi frekuensi perdagangan 83 persen trader India.

Mempelajari sampel dari 5.436 pedagang peer-to-peer (P2P) dan perkiraan industri, penelitian Esya Centre menemukan bahwa orang India menyumbang sekitar 9,67 miliar dolar AS dalam volume perdagangan P2P di bursa asing antara Juli dan Oktober.

Selain itu, antara Juli dan September, adopsi kripto yang diukur dalam hal unduhan aplikasi seluler menurun 16 tiap bulannya untuk bursa India. Selama periode yang sama, unduhan aplikasi CEX asing meningkat 16 persen month-to-month sebagaimana dilansir dari CryptoSlate.

Tingginya beban pajak di India telah menyebabkan perpindahan besar-besaran dana investor dalam negeri ke platform pertukaran kripto asing. Kondisi tersebut dapat mendorong menurunnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap bursa kripto lokal dan mereka memilih exchange luar negeri yang memiliki aturan pajak ringan dan biaya transaksi rendah.