Para Astronom Tangkap Gelombang Radio Aneh dari Planet Tersembunyi, Benarkah Alien?
Para astronom telah menemukan bintang-bintang yang meledakkan gelombang radio. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Para astronom dari University of Queensland, Brisbane, Australia telah menemukan bintang-bintang yang secara tak terduga meledakkan gelombang radio, kemungkinan aktivitas ini memberikan sinyal keberadaan planet-planet tersembunyi.

Mereka mencari planet menggunakan teleskop radio paling kuat di dunia Low Frequency Array (LOFAR) yang terletak di Belanda, dan berjarak hingga 165 tahun cahaya. Penelitian ini adalah hasil kerja sama internasional yang mencakup para astronom dari observator nasional Belanda ASTRON di mana Dr. Joseph Callingham sebagai penulis utama dan rekannya astronom Dr Benjamin Pope.

“Kami telah menemukan sinyal dari 19 bintang katai merah jauh, empat di antaranya paling baik dijelaskan oleh keberadaan planet yang mengorbitnya. Kita sudah lama mengetahui bahwa planet-planet di Tata Surya kita memancarkan gelombang radio yang kuat saat medan magnetnya berinteraksi dengan angin Matahari, tetapi sinyal radio dari planet-planet di luar Tata Surya kita masih belum terdeteksi," ungkap Pope.

Dihimpun dari Science Daily, Selasa, 12 Oktober, Pope menegaskan, penemuan ini merupakan langkah penting bagi astronomi radio dan berpotensi mengarah pada penemuan planet di seluruh galaksi. Ada jutaan exoplanet di luar Tata Surya kita yang bisa menampung alien. Peradaban selama miliaran tahun mungkin telah naik dan turun, bahkan sebelum Bumi terbentuk.

Sebelumnya, para astronom hanya mampu mendeteksi bintang-bintang terdekat dalam emisi radio yang stabil, dan segala sesuatu yang lain di langit radio adalah gas antarbintang, atau eksotika seperti lubang hitam.

Sekarang, para astronom radio dapat melihat bintang-bintang tua yang polos ketika mereka melakukan pengamatan, dan dengan informasi itu, mereka dapat mencari planet-planet yang mengelilingi bintang-bintang tersebut. Pengamatan didasarkan pada sinyal yang dikumpulkan oleh lebih dari 70.000 antena di seluruh Eropa, termasuk Inggris.

Lebih lanjut, para astronom akan berfokus pada bintang katai merah, yang jauh lebih kecil dari Matahari dan diketahui memiliki aktivitas magnet kuat yang mendorong suar bintang dan emisi radio. Tetapi beberapa bintang tua yang tidak aktif secara magnetis juga muncul, menantang pemahaman konvensional.

Sementara itu, Callingham mengatakan bahwa para astronom yakin sinyal ini berasal dari koneksi magnetik bintang-bintang dan planet-planet yang mengorbit tak terlihat, mirip dengan interaksi antara Jupiter dan bulannya, Io.

“Bumi kita sendiri memiliki aurora, yang biasa dikenal di sini sebagai cahaya utara dan selatan, yang juga memancarkan gelombang radio yang kuat. Ini berasal dari interaksi medan magnet planet dengan angin Matahari,” ujar Callingham.

Akan tetapi menurut Callingham, dalam kasus aurora dari Jupiter, mereka jauh lebih kuat karena Bulan vulkaniknya Io meledakkan material ke luar angkasa, mengisi lingkungan Jupiter dengan partikel-partikel yang mendorong aurora yang sangat kuat.

“Model kami untuk emisi radio dari bintang-bintang kami ini adalah versi Jupiter dan Io yang ditingkatkan, dengan sebuah planet yang diselimuti medan magnet bintang, memasukkan material ke dalam arus besar yang juga memberi daya pada aurora terang. Ini adalah tontonan yang telah menarik perhatian kami dari jarak bertahun-tahun cahaya," kata Callingham.

Dengan demikian, para astronom sekarang ingin memastikan bahwa planet yang diusulkan memang ada, dan para peneliti sekarang berencana untuk mengonfirmasi temuan mereka dalam jurnal Nature Astronomy.

"Kami tidak dapat 100 persen yakin bahwa empat bintang yang kami pikir memiliki planet memang merupakan inang planet, tetapi kami dapat mengatakan bahwa interaksi planet-bintang adalah penjelasan terbaik untuk apa yang kami lihat,” tutur Pope.

Dijelaskan Pope, pengamatan lanjutan telah mengesampingkan planet yang lebih masif dari Bumi, tetapi tidak ada yang mengatakan bahwa planet yang lebih kecil tidak akan melakukan ini. Penemuan dengan LOFAR hanyalah permulaan, tetapi teleskop hanya memiliki kapasitas untuk memantau bintang yang relatif dekat, dalam jarak 165 tahun cahaya dari Bumi.

Dengan teleskop radio Australia dan Afrika Selatan Square Kilometer Array yang sedang dibangun, diharapkan dapat diaktifkan pada tahun 2029, peneliti memperkirakan mereka akan dapat melihat ratusan bintang yang relevan ke jarak yang lebih jauh. Dengan begitu, karya ini menunjukkan bahwa astronomi radio berada di puncak revolusi pemahaman kita tentang planet-planet di luar Tata Surya.