YOGYAKARTA - Gerakan “Pekan Sasar Sisir” warga yang belum divaksin COVID-19 di wilayah ini diluncurkan oleh Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul.
Koordinator Vaksinasi COVID-19 Gunung Kidul Eko Susilo di Gunung Kidul, Jumat mengatakan gerakan "Pekan Sasar Sisir" ini sebagai upaya vaksinasi COVID-19 rutin yang digelar di seluruh puskesmas dirasa kurang maksimal dalam mengejar keterlambatan capaian vaksinasi yang ada.
BACA JUGA:
Luncurkan "Pekan Sasar Sisir" Vaksinasi Di Gunung Kidul
"Sejak seminggu lalu, BIN DIY merekomendasikan Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar vaksinasi rutin di 30 puskesmas yang ada. Ada yang hanya melaksanakan setiap Jumat, ada yang dua kali seminggu. Bahkan ada yang menggelar Senin sampai Jumat. Namun hasil pantauan kami, hasilnya masih jauh. Maka kita kejar dengan gerakan ini,” kata Eko Susilo.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan BIN DIY, gelaran vaksinasi rutin di 30 puskesmas seluruh Gunung Kidul tersebut, setidaknya selama seminggu berlalu, hanya menambah capaian vaksinasi dikisaran 0,4 persen.
"Hasil pantauan kami penambahan capaian vaksinasi di puskesmas variatif. Ada yang bisa nambah hingga 50 sasaran sehari, tapi juga ada yang hanya delapan sasaran. Jika pada akhir November capaian di angka 82,60 persen, kemarin masih di angka 83,04," katanya.
Dalam rangka mempercepat penambahan capaian vaksinasi tersebut, telah diagendakan jadwal vaksinasi massal dalam sepekan ke depan. Hari ini launching di Dinkes, besok rencana di Kecamatan Semin, 14 Desember di Patuk, 15 Desember di Saptosari, 16 Desember di Tepus, 17 Desember di Bangsal Sewokoprojo, dan 18 Desember di Karangmojo.
"Dengan adanya gerakan “Pekan Sasar Sisir Warga Yang Belum Vaksin”, BIN berharap capaian vaksinasi Gunung Kidul minimal mencapai angka 90 persen. Syukur bisa mendekati 100 persen," kata Eko yang dikutip VOI dari ANTARA.
Sementara itu, Kepala Dinkes Gunung Kidul Dewi Irawaty ada beberapa kecamatan yang capainnya vaksinasii COVID-19 masih rendah, yakni Patuk, Semanu, Semin, Tepus, dan Saptosari.
"Kami menduga pelambatan ini karena warga perlu mobilisasi untuk datang ke lokasi vaksinasi. Kami bekerja sama dengan BIN (Badan Intelejen Negara) DIY untuk membantu mobilisasi," kata Dewi.