YOGYAKARTA - Kasus konfirmasi COVID-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam sehari terakhir bertambah dua orang, sehingga total kasus positif terpapar sejak awal pandemi hingga Kamis (27/1) menjadi 57.464 orang.
Berdasarkan data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul dalam keterangan resmi pemkab di Bantul, Kamis, tambahan kasus baru terkonfirmasi tersebut berasal dari Kecamatan Sewon, dan Kasihan.
Dalam periode yang sama juga terdapat kasus konfirmasi COVID-19 yang sembuh dua orang, dari Kecamatan Bantul dan Kasihan, sehingga total angka kesembuhan di Bantul menjadi 55.859 orang.
Bantul Bertambah Dua Orang
Namun demikian, untuk kasus konfirmasi COVID-19 yang meninggal tercatat nol orang, atau tidak ada laporan kasus, sehingga jumlah total kasus kematian di Bantul masih tetap 1.569 orang.
Dengan begitu, jumlah kasus aktif COVID-19 atau pasien yang masih terinfeksi dan menjalani isolasi mandiri maupun perawatan di rumah sakit untuk proses penyembuhan per Kamis (27/1) masih 36 orang.
Kasus COVID-19 isolasi tersebut dilihat dari domisili, tersebar di sembilan kecamatan yaitu Banguntapan 12 orang, Sewon tujuh orang, Bantul enam orang, Kasihan tiga orang, Imogiri tiga orang, Piyungan dua orang, serta Sedayu, Jetis, dan Pundong masing-masing satu orang.
Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, bahwa dalam beberapa hari terakhir ini memang terjadi kenaikan kasus paparan COVID-19 di Bantul, tetapi pemkab belum dapat memastikan apakah ada varian omicron dari yang positif itu.
"Kita masih menunggu uji klinis apakah itu (kasus COVID-19) omicron atau tidak, dan sebetulnya pandemi kita sempat melandai, dan sempat nol kasus, sehingga hari ini yang masih 36 kasus ini angkanya agak mengejutkan," katanya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Oleh karena itu, kata dia, para ahli menyatakan bahwa ini 'probable omicron', probable itu artinya baru diduga saja, apalagi Bantul sudah mencapai nol kasus, tetapi tiba-tiba naik.
"Jadi apakah varian Delta apa Omicron diantara kasus COVID-19 ini belum jelas, apalagi untuk menguji bahwa ini kena omicron perlu alat yang berbeda dari alat uji jenis Delta, yang punya itu UGM, dan kita belum punya," katanya.