YOGYAKARTA - Kejadian bocor di tempat relokasi pedagang kaki lima Malioboro khususnya di Teras Malioboro 1 murni disebabkan hujan deras disertai angin kencang sehingga terjadi limpasan air hujan dari atap yang disebut Pemerintah Kota Yogyakarta.
“Kejadian kemarin (Kamis, 3/2) menjadi perhatian kami. Tetapi perlu diingat bahwa saat itu hujan turun sangat deras dan disertai angin kencang,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, hujan dengan intensitas sangat lebat yang disertai angin kencang tidak hanya berdampak di Teras Malioboro 1 saja bahkan kejadian tersebut juga menimbulkan berbagai kerusakan di tempat lain.
Teras Malioboro 1 Murni Akibat Hujan Angin
Salah satunya adalah pohon tumbang di depan Kantor Pos Besar Yogyakarta dan sejumlah kerusakan baliho.
“Saya kira, dampaknya tidak hanya di Teras Malioboro 1. Jika PKL tetap berjualan di pedestrian pun, mereka pasti akan basah kuyup karena hujan memang sangat lebat disertai angin kencang,” katanya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Ia berharap, PKL tetap meneruskan proses relokasi ke lokasi baru karena seluruh bangunan yang digunakan untuk lokasi penempatan sudah teruji terhadap hujan.
“Dalam dua kali peninjauan ke lokasi penempatan, di Teras Malioboro 1 dan 2, selalu ditanyakan bagaimana kondisi bangunan saat terjadi hujan deras,” katanya.
Heroe memastikan, kondisi bangunan dalam kondisi teruji saat hujan lebat asalkan tidak disertai dengan angin kencang. “Jika hanya terjadi hujan saja tanpa angin, maka bangunan sudah teruji sekalipun itu hujan sangat deras,” katanya.
Proses relokasi sekitar 1.800 PKL Malioboro ke dua lokasi penempatan ditargetkan dapat dituntaskan awal pekan depan.
“Saat ini, PKL sedang menyesuaikan display dagangan di tempat baru sesuai luasan lapak yang ditempati. Harapannya bisa selesai tepat waktu,” katanya.