Dolar AS Menguat Kembali
Ilustrasi - Uang dolar Amerika dan euro. ANTARA

Bagikan:

YOGYAKARTA - Dolar mempertahankan kekuatannya terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di sesi Asia pada perdagangan Senin pagi, dan euro berada di bawah tekanan karena investor mencari mata uang aman di tengah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.

Data pada Jumat (1/7) menunjukkan inflasi zona euro melonjak ke rekor lain, menambah kasus bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga acuannya bulan ini.

Sementara mata uang bersama stabil di 1,0435 dolar AS pada Senin pagi, sedikit di atas palung lima tahun Mei di 1,0349 dolar serta menyoroti preferensi pasar untuk dolar karena kesuraman menutupi prospek seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Dolar AS Menguat

Dolar Australia dan Selandia Baru mencapai posisi terendah dua tahun pada Jumat (1/7) dan tidak jauh dari level tersebut di awal sesi Asia, dengan Aussie turun 0,3 persen menjadi 0,6796 dolar AS, setelah jatuh ke level 0,6764 dolar AS pada akhir pekan lalu. Kiwi tergelincir 0,1 persen menjadi 0,6197 dolar AS.

Perdagangan kemungkinan akan ringan menjelang liburan Hari Kemerdekaan di Amerika Serikat.

Aliran mencari keamanan cenderung mendukung greenback, terutama dengan mengorbankan perdagangan dan mata uang yang didorong ekspor, ketika ekonomi dunia lemah. Ini telah membuat dolar tetap tinggi bahkan ketika kekhawatiran pertumbuhan telah meredam ekspektasi kenaikan suku bunga AS.

Indeks dolar AS berdiri di 105,100, tidak jauh di bawah tertinggi dua dekade bulan lalu di 105,790. Perkiraan PDB Federal Reserve (Fed) Atlanta yang banyak diawasi telah turun ke -2,1 persen secara tahunan untuk kuartal kedua, menyiratkan negara itu sudah dalam resesi teknis.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!