Mengenal Kartini Manoppo: Wanita yang Dilukis Basuki Abdullah dan Dijadikan Istri ke-8 Bung Karno
Ilustrasi Soekarno (Commons Wikimedia)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Membahas hal menarik tentang Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) Soekarno memang tak pernah habis, termasuk membicarakan sederet wanita cantik yang menjadi istri sang Proklamator RI. Salah satu istri Bung Karno yang menarik untuk dibicarakan adalah Kartini Manoppo.

Di berbagai sumber yang didapat, Presiden Pertama RI memiliki total 9 istri, sedangkan Kartini Manoppo adalah istri Bung Karno yang ke-7. Adapun masing-masing istri Presiden Pertama RI tersebut adalah Siti Oetari, Inggit Ginarsih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi Soekarno, Haryati, Kartini Manoppo, dan Heldy Djafar.

Profil Kartini Manoppo

Diambil dari berbagai sumber, Kartini Manoppo lahir di Bolaang Mangondow, Sulawesi Utara pada 19 Maret 1931 di Kotamobagu, Selawesi, Hindia Belanda.

Manoppo memulai karier di dunia pramugari. Ia sempat menjadi pramugari di maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Selain itu, ia juga seorang model. Penampilan Manoppo ini yang kemudian menarik hati Bung Karno.

Tak banyak informasi tentang Kartini yang beredar di Internet. Namun, pertemuan antara Soekarno dan Kartini banyak dilirik karena unik.

Pertemuan Kartini Manoppo dengan Bung Karno

Dilansir dari situs Historia, pertemuan keduanya adalah saat Presiden Soekarno menumpang pesawat Garuda yang akan berkunjung ke Jawa Timur. Sedangkan Kartini Manoppo saat itu menjadi pramugari di maskapai tersebut.

Pertemuan pertama mereka terjadi pada tahun 1958.  Namun tak ada yang istimewa dari peristiwa tersebut. Setelah berselang lama, Manoppo memutuskan berhenti sebagai pramugari dan pulang ke kampung halamannya di Mobago.

Manoppo yang juga berprofesi sebagai model ternyata pernah menjadi model lukisan Basuki Abdullah. Dari sini benih cinta Bung Karno kepada Manoppo mulai tumbuh.

Pada tahun 1959, Basuki Abdullah menggelar pameran lukisan. Di saat yang sama, Presiden Sukarno juga hadir di pameran tersebut. Saat itu Presiden melihat sosok wanita di kanvas Basuki Abdullah yang berjudul Lady with Kebaya. Dari sini tumbuhlah cinta Sukarno kepada Manoppo.

Sukarno kemudian mencari tahu sosok wanita yang menjadi model lukisan Basuki Abdullah. Setelah tahu bahwa wanita tersebut adalah manoppo, ia memerintahkan kepada Sekretaris Negara untuk menyurati pihak maskapai Garuda.

Karena mandat dari Presiden, Maskapai Garuda kemudian meminta agar Manoppo bisa kembali menjadi pramugari lagi. Ia bahkan diminta untuk bersiap karena akan diikutikan Festival Pramugari Sedunia sebagai perwakilan Indonesia. Karena  mandat ini Kartini akhirnya bersedia kembali ke Garuda.

Sebelum berangkat ke festival, Kartini meminta wejangan kepada Presiden Soekarno di Istana. Di kesempatan itulah Bung Karno menyatakan rasa cintanya kepada Kartini Manoppo. Meski sempat bimbang, Manoppo akhirnya menerima cinta Presiden dengan syarat harus menunggu kepulangannya dari festival.

Singkat cerita, Bung Karno dan Manoppo akhirnya menikah pada tahun 1959. Namun Kartini dikirim ke Jerman untuk menghindari kemelutu politik di Indonesia yang terjadi saat itu.

Keberangkatan Kartini Manoppo ke Jerman dilakukan pada tahun 1967 yang kemudian tinggal di kota Nurenberg.

Pada 17 Juli 1967, Kartini Manoppo melahirkan buah cintanya dengan Presiden Soekarno yang diberi nama Totok Suryawan yang berarti Putra Sang Fajar. Sayangnya kondisi Bung Karno saat itu tak memungkinkan lagi bertemu Totok maupun Kartini hingga kematiannya.

Presiden Soekarno sendiri wafat pada 21 Juni 1970. Totok baru bisa ke Indonesia pada 21 Juni 1978. Ia dan sang ibu hanya bisa mengunjungi pemugaran makam Bung Karno di Blitar.

Itulah sekilas kisah Kartini Manoppo dan Presiden Soekarno. Untuk mendapatkan informasi menarik lain, kunjungi VOI.ID.