FKKMK UGM Pilih Mundur Dari Penelitian Vaksin Nusantara
Ilustrasi (Image by torstensimon from Pixabay)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gajah Mada memilih putar arah dari tim penelitian uji klinis vaksin sel dendritik SARS-CoV-2 atau Vaksin Nusantara.

Surat pengunduran diri yang tertujukan kepada Menteri Kesehatan. Alasan pengunduran diri FK-KMK UGM dikarenakan para peneliti sejauh ini tidak dilibatkan dalam proses uji klinis, termasuk dalam penyusunan protokol.

"Belum ada keterlibatan sama sekali. Kita baru tahu saat itu muncul di media massa bahwa itu dikembangkan di Semarang kemudian disebutkan dalam pengembangannya melibatkan tim dari UGM," kata Wakil Dekan FK-KMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan, dr. Yodi Mahendradhata melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin.

Ia menjelaskan sejumlah peneliti UGM sempat menerima komunikasi informal berkenaan konsep pengembangan vaksin di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan, dan memperlihatkan bersedia menunjang penelitian yang bakal dilakukan. 

Peneliti UGM Tak Dapat Komunikasi Lebih Lanjut

Meski demikian, setelah itu tidak terdapat komunikasi lebih lanjut terkait penelitian vaksin tersebut.

Para peneliti, kata dia, bahkan tidak memahami bahwa Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor HK 01.07/MENKES/11176/2020 yang mencantumkan nama mereka beserta posisi yang mereka tempati di dalam tim ini. 

"Waktu itu belum ada detail ini vaksinnya seperti apa, namanya saja kita tidak tahu. Hanya waktu itu diminta untuk membantu, ya kami di UGM jika ada permintaan dari pemerintah seperti itu kami berinisiatif untuk membantu," kata dia.

Para peneliti, lanjut Yodi, selanjutnya merasa keberatan karena tidak pernah dilibatkan dalam seluruh proses penelitian, bahkan sama sekali belum pernah melihat protokol uji klinis. Karenanya mereka juga tidak dapat memberikan komentar apa pun terkait vaksin yang dimaksud beserta proses penelitiannya.

Selama pandemi COVID-19, FK-KMK UGM sendiri sudah terlibat di dalam sejumlah penelitian, salah satunya penelitian Vaksin Merah Putih dengan sejumlah perguruan tinggi lainnya di bawah konsorsium yang diinisiasi Kementerian Riset dan Teknologi. 

FK-KMK UGM juga bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengawal program vaksinasi yang telah berjalan dan memantau hal-hal yang bisa diperbaiki dari pelaksanaan di lapangan.

Berdasarkan pengalaman dari penelitian yang telah berjalan, menurut Yodi, penelitian yang dikerjakan dengan melibatkan kerja sama sejumlah pihak memerlukan komunikasi yang intens antara pihak-pihak yang terlibat serta proses koordinasi yang dibangun dengan baik sebelum dan selama penelitian dilakukan.

Ia melanjutkan, didalam kerja sama penelitian lazimnya pihak-pihak yang terlibat dapat terlebih dahulu mengadakan pertemuan dan koordinasi sebelum saat penelitian dimulai, dan didalam hal ini Kementerian Kesehatan selaku koordinator penelitian digadang-gadang beri tambahan sosialisasi serta menyebutkan detil penelitian yang dapat dikerjakan.

Dalam kasus ini, menurutnya, tahapan-tahapan selanjutnya tidak dilaksanakan dan peneliti yang namanya sudah dicantumkan di dalam Surat Keputusan Menkes bahkan belum paham detail penelitian sebelum saat hal selanjutnya selanjutnya terlihat di pemberitaan sarana massa. 

"Kita belum pernah menerima surat resmi, protokol, atau apapun. Teman-teman agak keberatan, kalau disebutkan sebagai tim pengembang kan harus tahu persis yang diteliti apa," kata Yodi.

Selain FKKMK UGM yang mundur dari Penelitian Vaksin Nusantara, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!