Berita Eksklusif: Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen TNI dr. Albertus Budi Sulistya, Sp.THT-KL., MARS, Beberkan Kesiapan Vaksin Nusantara Diproduksi Massal
Letjen TNI dr. Albertus Budi Sulistya, Sp.THT-KL., MARS. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Di tengah pandemi corona ini vaksinasi terus digalakkan pemerintah dengan menggandeng semua pihak.

Tujuan yang diharapkan dari pemberian vaksin ini yaitu kekebalan pada individu yang disuntik vaksin. Ketika beberapa besar masyarakat telah mendapatkan vaksin diinginkan akan terwujud kekebalan atau biasa disebut herd immunity.

BACA JUGA:


Menurut Letjen TNI dr. Albertus Budi Sulistya, Sp.THT-KL., MARS, dengan semangat dan dispilin sejatinya COVID-19 bisa dilawan. “Kita bisa melawan COVID-19 ini dengan senjata Trisula. Yaitu 5M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan), 3T (testing, tracing dan treatment) dan vaksinasi,” tegasnya.

Kesiapan Vaksin Nusantara Diproduksi Massal

Saat ini beragam merek vaksin sudah masuk ke Indonesia. Namun ada vaksin yang dikembangkan anak bangsa yang perlu didukung dan diapresiasi yaitu vaksin Nusantara yang dikembangkan dr. Terawan Agus Putranto dan vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga.

Memang sampai saat ini vaksin Nusantara masih dalam tahap penelitian berbasis pelayanan. Artinya kata, pria kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta, 10 Maret 1967 ini, vaksin ini sudah bisa diberikan namun dalam konteks pelayanan terbatas. “Untuk produksi vaksin Nusantara secara massal memang belum diatur dan juga belum dibicarakan. Pendapat saya pribadi, kalau MoU ini dilaksanakan, kita kan mendapatkan data soal perolehan imunitas setelah dilakukan pemberian dendritic cell therapy. Kemudian bisa dilanjutkan dengan sebuah penelitian lagi yang bisa diarahkan pada produksi massal. Harapannya demikian untuk vaksin Nusantara ini,” katanya.

Ia berharap proses pengembangan vaksin Nusantara ini bisa selesai dan bisa membantu masyarakat dalam menghadapi COVID-19 yang terus bermutasi menjadi berbagai macam varian. Kepada Edy Suherli, Savic Rabos dan Irfan Medianto dari VOI, Albertus Budi Sulistya bercerita banyak soal peran RSPAD sebagai Rumah Sakit Rujukan Tertinggi di lingkungan TNI, Rumah Sakit Kepresidenan dan kiprah di masa pandemi corona ini. Inilah petikan selengkapnya yang dilakukan di kantornya RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat belum lama berselang.

Selama masa pandemi ini seperti apa peran RSPAD?

Kami memperoleh penunjukan dari Kementerian Kesehatan untuk menjadi rumah sakit rujukan nasional untuk kasus COVID-19 sejak awal pandemi di bulan Januari 2020 tepatnya 24 Januari. Kami melakukan konsolidasi dan gladi-posko. Siapa saja yang akan terlibat penanganan kasus ini. Waktu itu Namanya belum COVID-19, masih penyakit yang pneumonia yang disebabkan oleh novel coronavirus. Kami memperbaiki standar prosedur operasional serta alat-alat yang dimiliki RSPAD Gatot Soebroto.

Pada bulan Februari 2020 RSPADA Gatot Soebroto memperoleh mandat Kementerian Kesehatan untuk menyelenggarakan Table Top exercise di mana kami mengundang para stakeholder terkait dengan penanganan novel coronavirus yang seandainya (prediksi saat itu) mewabah bisa dikendalikan. Namun dalam perkembangan waktu virus ini amat luar biasa. Pada tanggal 8 Maret 2020 WHO mengumumkan bahwa novel coronavirus menjadi pandemi corona atau COVID-19.

Baca Selengkapnya di: Eksklusif, Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen TNI dr. Albertus Budi Sulistya, Sp.THT-KL., MARS, Bocorkan Kesiapan Vaksin Nusantara Diproduksi Massal

Terkait