May Day! Sejarah Hari Buruh dan Perkembangannya di Indonesia
Ilustrasi hari buruh (Instagram/@cerita_aktivis)

Bagikan:

Setiap tanggal 1 Mei, masyarakat dunia merayakan Hari Buruh Internasional. Pada tanggal tersebut di beberapa dunia ditetapkan sebagai hari libur, salah satunya Indonesia. Peringatan hari buruh sendiri sudah ada sejak tahun 1890.

Adanya hari buruh mempunyai sejarah panjang sejak abad ke-19 di Amerika Serikat. Munculnya hari buruh tidak bisa dilepaskan dari perjuangan kaum pekerja menuntut hak-hak pekerja. Tuntutan kerja yang berlebihan dan tidak manusiawi telah membuat para buruh berontak dan melakukan demonstrasi besar-besaran.

Sejarah lahirnya hari buruh

Hari buruh lahir dari pergolakan kaum buruh di Amerika pada 1 Meri 1886. Ratusan ribu pekerja di Amerika melakukan mogok kerja bersama istri dan anak-anak mereka. Para pekerja ingin meminta hak-hak mereka, terutama masalah waktu kerja.

Pada abad ke-19, beban kerja memang sangatlah berat dan menyiksa para buruh. Jam kerja yang mereka tanggung bisa selama 10 jam hingga 16 jam sehari. Itu pun dalam kondisi yang tidak aman atau rawan ancaman. Pada masa itu, sering trjadi kasus kematian dan cedera yang dialami buruh di tempat kerja.

Sebenarnya keluhan mengenai jam kerja sudah terjadi di kalangan buruh sejak tahun 1860. Namun protes keras baru dilayangkan di akhir 1880-an karena tenaga kerja sudah terorganisi dan mempunyai masa yang banyak.

Demontrasi pun dilakukan oleh para buruh. Keributan antara demonstran dan aparat kepolisian pun terjadi. Banyak demonstran yang luka-luka hingga tewas. Sebanyak ratusan peminpin buruh dan para simpatisan ditangkap. Beberapa orang dijatuhi hukuman gantung.

Penetapan Hari Buruh

Pada tahun 1889, The International Socialist Conferences mengadakan kongres pertama di Paris. Kongres tersebut diselenggarakan setelah diajukannya proposal dari Raymond Lavigne untuk memperingati tragedi keributan Haymarket di Chicago 1890.

Selang satu tahun, kongres kedua diadakan. Pada tahun 1891 peringatan hari buruh baru diresmikan atau diakui oleh publik.

Sejarah Hari Buruh di Indonesia

Era kolonial Belanda menjadi latar munculnya hari buruh di Indonesia. Pemerintahan kolonial memang terkenal kejam mempekerjakan penduduk pribumi. Penduduk pribumi dipaksa untuk kerja rodi, hingga kelelahan, kelaparan, bahkan sampai meninggal.

Peringatan Hari Buruh di Indonesia muncul pada 1 Mei 1918  oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee. Pemantik aksi tersebut bermula dari tulisan tokoj sosialis Belanda yang bernama Adolf Baars. Ia mengkritik kaum Belanda yang membayar sewa tanah miliki pribumi dengan harga yang murah. Padahal tanah tersebut digarap menjadi perkebunan.

Selain itu, ia juga prihatin dengan kaum buruh yang dipaksa bekerja tanpa diberi upah yang sebanding. Sistem kepemilikan pabrik gula di Jawa pun turut ia protes.

Peringatan hari buruh terbesar di masa kolonial Belanda terjadi pada 1923. Aksi mogok dilakukan leh buruh kereta api, memotong akses jalan. Banyak perusahaan yang kemudian memecat karyawannya dan pemangkasan gaji.

Pada tahun 1926, pemerintah Belanda melarang adanya perayaan hari buruh. Mereka khawatir perayaan tersebut memantik munculnya perlawanan rakyat. Baru setelah era kemerdekaan, pada Mei 1946, peringatah hari buruh diperbolehkan lagi oleh pemerintah Indonesia.

Pada masa order baru, peringaran hari buruh kembali dilarang. Rezim kepemimpinan Soeharto takut adanya aksi komunisme dalam perayaan tersebut. Peringatan hari buruh kembali diizinkan setelah reformasi, yakni masa kepemimpinan BJ Habibie. Sementara itu, sejarah penting hari buruh di Indonesia terjadi pada 1 Mei 2013. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan hari libur nasional pada perayaan hari buruh.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri di VOI. Waktunya merevolusi pemberitaan.