DIY: Uji Coba Sekolah Tatap Muka Dihentikan Jika Wilayah Masuk Zona Oranye dan Merah
Ilustrasi masuk sekolah (PIXABAY)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Proses uji coba sekolah tatap muka di Yogyakarta yang dilaksanakan beriringan dengan penyelenggaraan ujian sekolah cuma dilakukan di kawasan yang masuk area hijau dan kuning dan akan dihentikan kalau kawasan masuk area oranye atau merah.

“Uji coba sekolah tatap muka di Yogyakarta hanya dilakukan di zona hijau dan kuning. Begitu wilayah tersebut masuk menjadi zona oranye atau merah, maka uji coba akan langsung dihentikan,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Selasa. 

Menurut regulasi zonasi dalam Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro, beberapa besar rukun tetangga (RT) di Kota Yogyakarta masuk area hijau. Dari 2.535 RT sebanyak 2.397 RT di antaranya masuk area hijau atau menempuh 94,56 persen. 

Meskipun 137 RT masuk area kuning atau 5,4 persen. Area oranye cuma timbul di satu RT yang berada di Kelurahan Baciro, dan tak ada RT yang masuk dalam klasifikasi area merah. 

“Makanya, kunci dalam pelaksanaan uji coba sekolah tatap muka ini sebenarnya berada di wilayah. Yaitu bagaimana wilayah mampu menjaga agar wilayahnya tetap berada di zona hijau. Kuncinya justru ada di masing-masing wilayah,” katanya. 

Kegiatan uji coba sekolah tatap muka di Kota Yogyakarta dilakukan dua tahap. Pada tahap pertama yang berlangsung pekan ini hingga 7 Mei diikuti 10 sekolah, masing-masing lima SD dan lima SMP. Sedangkan tahap kedua akan digelar 20 Mei hingga 17 Juni. 

Sistim masuk bergantian

Siswa di tiap sekolah masuk tiga kali dalam sepekan. Setiap kelas hanya dibagi dalam dua kelompok yang masuk bergantian setiap hari. 

“Memang tidak dibagi dalam shift karena pergantian shift justru berpotensi menimbulkan kerumunan. Anak yang datang dan pulang sekolah bisa bertemu,” katanya. 

Setiap kelas untuk jenjang SD hanya dihadiri 12 anak, sedangkan untuk SMP diikuti 17 anak per kelas. 

“Pembelajaran juga tetap dilakukan melalui zoom meeting bagi anak yang kebetulan mendapat giliran bersekolah online,” katanya dikutip VOI dari ANTARA. 

Ia berharap seluruh siswa dan guru bisa mematuhi protokol kesehatan selama melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah agar kasus COVID-19 pun terkendali. Selama 10 pekan terakhir, katanya, pertumbuhan kasus COVID-19 di Yogyakarta cenderung stabil dengan penambahan 150 hingga 200 kasus per pekan. 

“Artinya, belum ada penurunan yang signifikan dan masih terus diupayakan agar kasus turun,” demikian Heroe Poerwadi.