YOGYAKARTA - PT Total Oil Indonesia menutup semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Tanah Air, sesudah perusahaan melakukan bisnis SPBU selama 11 tahun {semenjak} 2009 lalu. Ada 18 SPBU Total yang sudah tutup.
Lalu, apa yang menyebabkan Total memastikan menghentikan bisnis SPBU di Indonesia?
BACA JUGA:
Marketing Manager Total Oil Indonesia Magda Naibaho mengatakan keputusan ini serasi dengan taktik Total secara global, dalam hal manajemen portofolio Total secara aktif. Dia menyanggah bahwa penutupan ini pengaruh dari pandemi COVID-19.
Strategi SPBU Total
"Ini murni strategi Total secara global terkait manajemen portofolio kami secara aktif, (bukan karena pandemi COVID-19)," tuturnya kepada VOI, Jumat, 7 Mei.
Magda mengatakan pihaknya sudah tidak mengoperasikan SPBU dari akhir tahun lalu. Penutupan SPBU ini tanggal persisnya beda-beda.
"PT Total Oil Indonesia memutuskan untuk melepaskan bisnis retail fuel kami di Indonesia. Ini artinya seluruh 18 SPBU di Jabotabek dan Bandung," ucapnya.
Meski telah menutup seluruh SPBU di Indonesia, Magda berujar Total akan tetap melayani permintaan atas produk pelumas di Indonesia.
"Kami tetap berkomitmen untuk terus menyediakan produk dan layanan unggulan di Indonesia, termasuk pelumas dan produk specialty lainnya," jelasnya.
Sekadar informasi, Total Oil Indonesia merupakan unit bisnis perusahaan energi asal Prancis Total di bidang hilir minyak dan gas bumi, termasuk bisnis pelumas otomotif, di Indonesia. Total beroperasi di 130 negara.
PT Total Oil Indonesia telah beroperasi komersial di Indonesia sejak 2003, meski di bidang hulu migas, perusahaan asal Prancis ini telah beroperasi di Indonesia sejak 1968 melalui Total E&P Indonesie.
Artikel ini telah tayang di VOI dengan judul: 18 SPBU Total Tutup, Manajemen: Ini Murni Strategi, Kami Tetap Lanjut Produksi Oli, saatnya merevolusi pemberitaan.