YOGYAKARTA - Kampus merdeka dan merdeka belajar dengan menyesuaikan kurikulum perkuliahan agar kebutuhan dunia kerja tengah disiapkan oleh Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta.
"Untuk itu perlu dibarengi dengan memperbanyak praktik kerja lapangan dan permagangan di perusahaan, serta pengembangan softskill," kata Rektor Instiper Yogyakarta, Harsawardana dalam pidato ilmiahnya di Grha Instiper Yogyakarta, Sabtu, dalam rangka wisuda Sarjana ke -77 dan Pascasarjana ke-23.
BACA JUGA:
Mencetak Lulusan Siap Masuk Dunia Kerja
Dalam acara tersebut, Instiper mewisuda sebanyak 264 mahasiswa dengan 57 orang pada minat Sarjana Perkebunan Kelapa Sawit diantaranya merupakan lulusan program beasiswa ikatan dinas dari PT SMART Tbk.
Harsawardana mengatakan Instiper Yogyakarta telah jauh lebih lama melaksanakan hal itu melalui penyesuaian kurikulum yang diadaptasi dengan kebutuhan dunia kerja, kegiatan praktek lapangan, dan magang di perusahaan, serta pengembangan "softsklill" mahasiswa.
"Instiper merupakan perguruan tinggi yang sejak awal berdiri selalu beradaptasi menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, dunia kerja dan dunia industri. Juga mencetak lulusan yang tidak biasa, yaitu lulusan yang siap bekerja," kata Harsawardana.
"Pengembangan kurikulum di kampus Instiper Yogyakarta juga melibatkan mitra kerja strategis yang akan menyerap lulusan - lulusan kami. Dengan demikian apa yang dipelajari mahasiswa di kampus, sesuai dan dapat diaplikasikan mahasiswa saat sudah bekerja. Rata-rata waktu tunggu lulusan sekitar enam bulan," katanya.
Kualitas lulusan yang siap kerja tersebut menyebabkan pendeknya waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu kerja sama dengan perusahaan mitra juga merupakan kunci keberhasilan Instiper Yogyakarta dalam mewujudkan hal tersebut.
"Instiper bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk memberikan beasiswa ikatan dinas, di mana setelah lulus akan segera terserap dunia kerja. Pendidikan yang diberikan selama kuliah juga tidak hanya dari kampus saja, namun juga dilakukan oleh pihak perusahaan," katanya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Selain mempersiapkan mahasiswanya untuk siap memasuki dunia kerja, pendidikan di Instiper juga menyiapkan lulusannya menjadi seorang entrepreneur, sehingga menjadi pilihan tepat bagi putra-putri terbaik Indonesia untuk mengisi posisi-posisi strategis di bidang perkebunan dan kehutanan Indonesia.
Sebanyak 264 wisudawan yang mengikuti wisuda secara hybrid tersebut terdiri dari tiga orang wisudawan dari Pascasarjana Magister Manajemen Perkebunan, dan 261 orang wisudawan sarjana dari Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Kehutanan.
Selain 57 lulusan program beasiswa berikatan dinas dari perusahaan mitra kerja perguruan tinggi pertanian dan perkebunan tersebut, diantara para wisudawan juga terdapat 79 orang (28 persen) yang mendapat predikat cumlaude atau pujian.
Lulusan terbaik program Sarjana diperoleh saudara Fortun Hutagaol dari Fakultas Pertanian dengan IPK 3,95, dan juga merupakan mahasiswa program beasiswa dari PT. SMART Tbk, sehingga setelah menjalani wisuda, bersama rekan-rekannya akan langsung bekerja di kebun-kebun kelapa sawit.
Dalam testimoninya, Fortun Hutagaol mengatakan, pendampingan studi selama kuliah yang dilaksanakan secara bersama antara pihak kampus dan pihak perusahaan menjadikannya tidak hanya memiliki pemahaman teori, namun juga pemahaman kegiatan-kegiatan di dunia kerja.
"Kesempatan magang di perusahaan yang telah ditata dengan baik oleh kampus dan perusahaan menjadikan kegiatan magang menjadi terarah dan tujuan magang jadi tercapai, sehingga bisa menjadi alumni yang siap kerja dengan berbekal pengetahuan dan kemampuan yang baik," katanya.