YOGYAKARTA - Sebanyak 30 izin atau 2,7 persen dari 830 pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka baru saja dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Arif Prastowo di Kulon Progo, Senin mengatakan pihaknya sangat berhati-hati dalam mengeluarkan izin pembelajaran tatap muka (PTM) untuk jenjang PAUD dan TK, jangan sampai menjadi penyebab munculnya klaster penyebaran COVID-19.
BACA JUGA:
Baru Mengeluarkan Izin 30 PAUD-TK Laksanakan PTM
"Sebelum kami mengeluarkan izin PTM, kami terlebih dahulu memastikan ke sekolah-sekolah terkait kesiapan satgas COVID-19 dan sarana pendukung protokol kesehatan. Kami harus hati-hati dalam menerbitkan izin PTM PAUD dan TK karena usia anak di jenjang ini sangat rentan perpapar COVID-19," katanya.
Dia menginginkan pengerjaan PTM bagi tahapan sekolah PAUD dan TK, pengawas protokol kesehatan di setiap sekolah supaya dapat optimal dalam pemantauannya, sehingga harapannya tak terjadi klaster atau kasus penularan pada lingkungan sekolah di Kulon Progo.
Lebih lanjut, dalam upaya pencegahan klaster di sekolah itu, dia menyebut bahwa peran orang tua dalam pengawasan juga benar-benar penting. Karena, si kecil pada jangka umur PAUD dan TK masih perlu beragam pendampingan, terutama dalam penggunaan protokol kesehatan dikala meniru aktivitas belajar tatap muka.
"Kunci agar tidak terjadi penularan COVID-19 adalah protokol kesehatan ketat sehingga peran pengawas PAUD dan TK serta orang tua siswa adalah hal yang sangat penting," katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati mengatakan selama pelaksanaan surveilans tahap pertama pihaknya mencatat ada 94 siswa yang terkonfirmasi positif di 54 sekolah yang melaksanakan surveilans. Rinciannya terdiri dari 55 siswa SD, 11 siswa SMP dan 28 siswa SMA.
"Atas temuan tersebut, kami melakukan penutupan sementara terhadap sekolah dengan temuan kasus positifnya cukup banyak. Gugus tugas juga melakukan tindak lanjut dengan penelusuran kepada kontak erat para siswa yang dinyatakan positif. Sampai hari terakhir surveilans tahap pertama, untuk temuannya ada 94 siswa yang positif atau empat persen dari total sampel yang sudah diuji sebanyak 2.221 orang," katanya.