YOGYAKARTA - Tiga sampel dari kasus positif COVID-19 yang dicurigai mengarah pada varian Omicron untuk dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing di laboratorium yang dikirim oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta.
“Ada tiga kasus yang kami curigai disebabkan varian Omicron. Sudah kami kirim sampelnya untuk dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS),” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.
Sampel probable Omicron tersebut tidak hanya berasal dari pasien asal Kota Yogyakarta saja tetapi ada juga kasus dari pelaku perjalanan. “Dua sampel dari warga Kota Yogyakarta dan sisanya dari warga luar daerah yang melakukan perjalanan ke Yogyakarta,” katanya.
Mengirim Tiga Sampel Probable Omicron Untuk WGS
Menghadapi tren kenaikan kasus positif COVID-19 yang terjadi sejak akhir Januari, Kota Yogyakarta menerapkan strategi pemeriksaan sampel.
BACA JUGA:
Jika hasil tes PCR menunjukkan positif COVID-19 dengan CT value rendah, maka sampel akan dikirim untuk pemeriksaan SGTF dan jika hasilnya positif maka akan dilakukan pemeriksaan WGS untuk penegakan diagnosa.
“Sampai sekarang, belum ada hasil yang kami peroleh dari tiga sampel tambahan yang dikirim tersebut,” katanya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Sebelumnya, di Kota Yogyakarta terdeteksi satu pasien yang dinyatakan positif COVID-19 dari varian Omicron. Pasien tersebut adalah warga luar Kota Yogyakarta yang melakukan perjalanan ke Yogyakarta.
Pasien itu menjalani isolasi di shelter milik Pemerintah Kota Yogyakarta.
“Melihat adanya kasus positif yang berasal dari pelaku perjalanan, maka kami meminta seluruh pelaku usaha jasa pariwisata untuk mengetatkan protokol kesehatan,” katanya.
Ia menjelaskan, pada Rabu (2/2), di Kota Yogyakarta terdapat tambahan 16 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga saat ini terdapat 113 kasus aktif di Kota Yogyakarta.
Meskipun jumlah kasus aktif menunjukkan tren kenaikan, namun Heroe menyebut belum ada kelurahan yang berstatus zona merah. “Zona oranye ada tambahan dua kelurahan dan ada juga tambahan kelurahan yang masuk zona kuning sehingga jumlah zona hijau semakin berkurang,” katanya.
Penambahan kasus aktif tersebut, lanjut Heroe, juga tidak menyebabkan kenaikan bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit karena sebagian besar pasien terkonfirmasi positif tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan sehingga melakukan isolasi mandiri di rumah.