Fasad Pasar Beringhajo Bakal Dicat Putih Menyesuaikan Fasad Malioboro
Ilustrasi - Pasar Beringharjo Yogyakarta (Eka AR)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Fasad Pasar Beringharjo di Kota Yogyakarta akan dicat putih tulang menyesuaikan warna yang digunakan untuk mengecat fasad pertokoan di sepanjang Jalan Malioboro hingga Jalan Ahmad Yani.

"Sudah ada ketentuan warna yang digunakan. Ya, mengikuti saja yaitu warna putih tulang," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Selasa.

Fasad Pasar Beringhajo Bakal Dicat Putih

Ia berharap, pengecatan fasad Pasar Beringharjo tersebut semakin mempercantik wajah pasar tradisional terbesar di Kota Yogyakarta terlebih saat ini sudah tidak ada pedagang kaki lima (PKL) yang memadati pintu masuk sisi barat.

Fasad adalah tampilan sisi luar dari sebuah bangunan.

Menurut dia, pengecatan fasad merupakan tindak lanjut dari penataan PKL yang telah terlebih dulu dilakukan.

"Tentunya, wisatawan yang datang akan merasa semakin nyaman," katanya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Meskipun demikian, Yunianto menyebut belum dapat memastikan pihak yang nantinya akan melakukan pengecatan fasad Pasar Beringharjo. "Sejauh ini, kami hanya membantu menyiapkan saja agar fasad bisa di cat sewaktu-waktu. Komunikasi terus dilakukan oleh Bappeda dengan Pemerintah DIY," katanya.

Untuk memastikan tidak ada lagi pedagang dadakan yang memanfaatkan lokasi bekas PKL, dilakukan pemantauan rutin di depan Pasar Beringharjo.

"Ada petugas keamanan pasar yang melakukan pengawasan rutin. Sejauh ini, tidak ada pedagang dadakan yang berjualan di lokasi bekas PKL. Jika ada, maka akan langsung kami halau," katanya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan pengecatan fasad pertokoan di sepanjang Jalan Malioboro dilakukan bersama dengan Pemerintah DIY.

"Diawali dari beberapa toko dan ada pula pemilik toko yang melakukan secara mandiri. Warna yang disepakati adalah putih," katanya.

Melalui pengecatan dan penyeragaman warna fasad tersebut diharapkan dapat menjadikan kawasan Malioboro semakin terlihat rapi dan tertata.

"Penataan diawali dengan pengecatan karena tidak membutuhkan biaya besar. Kalau harus menata dan mengembalikan fasad asli maka dibutuhkan biaya besar serta tenaga ahli. Apalagi jumlah pertokoan juga banyak sekitar 200 toko," katanya.

saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!