Berita DIY: Sekolah di Yogyakarta Jaga kualitas Pendidikan Dengan Tambahan Pembelajaran
Ilustrasi seorang guru mengajar dengan metode tatap muka dan daring (hybrid) saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMPN 1 Kota Tangerang, Banten, Senin (7/3/2022). ANTARA

Bagikan:

YOGYAKARTA - Sekolah di Kota Yogyakarta memberikan tambahan pembelajaran sebagai salah satu upaya menjaga kualitas pendidikan di kota tersebut agar tidak makin turun akibat pandemi yang menyebabkan kegiatan sekolah secara terbatas.

"Upaya untuk menggenjot prestasi terus dilakukan. Akan tetapi, sebatas yang kami mampu di tengah kondisi yang berat ini. Salah satunya dengan cara zoom untuk tambahan pelajaran," kata Kepala SMP Negeri 6 Yogyakarta Titik Sugiyarti di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, pemberian jam pelajaran tambahan tersebut difokuskan terhadap siswa kelas 9 yang akan menghadapi Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD) sebagai salah satu tolok ukur pemetaan hasil pembelajaran di DIY.

Sekolah di Yogyakarta Jaga kualitas Pendidikan

Disebutkan pula bahwa pelajaran tambahan untuk empat mata pelajaran yang akan diujikan dalam ASPD tersebut, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris.

Meski demikian, pemberian pelajaran tambahan secara daring tersebut masih menghadapi beberapa kendala, seperti siswa yang tidak memiliki perangkat untuk mengikuti pembelajaran daring hingga permasalahan kuota data internet.

"Pada awalnya, hanya diikuti separuh siswa, kemudian bertambah hingga 75 persen siswa. Ya, ini upaya yang bisa kami lakukan," katanya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Oleh karena itu, dia berharap upaya untuk menjaga kualitas pendidikan di Kota Yogyakarta dapat ditempuh dengan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah.

“Sempat dilakukan pembelajaran luring dengan 100 persen kapasitas selama sekitar 2 pekan. Semua guru, siswa, dan orang tua sangat senang. Akan tetapi, kemudian kasus meningkat sehingga pembelajaran kembali harus daring," katanya.

Ia berharap mendapat lampu hijau untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas khusus untuk tambahan pelajaran bagi siswa kelas 9 pada siang hari usai mengikuti pembelajaran daring pada pagi hari.

"Siswa akan ditempatkan di 14 ruangan untuk menjaga prokes 50 persen kapasitas. Harapannya bisa diizinkan," katanya.

Ia pun memastikan sekolah selalu taat terhadap seluruh protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

"Memang sempat ada laporan siswa dan guru yang terpapar. Akan tetapi, sekarang semua sudah sehat," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Budhi Asrori mengatakan bahwa kualitas pendidikan mengalami penurunan akibat COVID-19.

“Perbandingannya pada nilai ASPD dari tahun ke tahun. Akan tetapi, saat ini sedang dikaji lebih lengkap bagaimana kualitas pendidikan di Kota Yogyakarta saat ini," katanya.

Ia pun mengkhawatirkan persiapan yang harus dilakukan siswa kelas 6 SD dan 9 SMP untuk menghadapi ASPD yang rencananya digelar pada bulan Mei.

"Kami berharap ada rekomendasi untuk melakukan pembelajaran tatap muka, khusus bagi siswa di kelas akhir sebagai persiapan ASPD," katanya.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!