YOGYAKARTA - Harga minyak tergelincir lebih dari dua dolar AS di awal perdagangan Asia pada Senin, karena meningkatnya kasus COVID-19 di Beijing memadamkan harapan akan peningkatan cepat dalam permintaan bahan bakar China, sementara kekhawatiran tentang inflasi global dan pertumbuhan ekonomi semakin menekan pasar.
Minyak mentah berjangka Brent merosot 2,06 persen atau 1,7 persen, menjadi diperdagangkan di 119,95 dolar AD per barel pada pukul 00.33 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di 118,54 dolar AS per barel, jatuh 2,13 dolar AS atau 1,8 persen seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Minyak Terjun Bebas
Harga minyak jatuh setelah pejabat China memperingatkan pada Minggu (12/6) tentang penyebaran COVID "ganas" di ibu kota dan mengumumkan rencana untuk melakukan pengujian massal di Beijing hingga Rabu (15/6/2022).
Kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut menyusul kenaikan tajam data inflasi AS pada Jumat (10/6) juga membebani pasar keuangan global.
"Kekhawatiran greenback dan stagflasi yang lebih kuat terbukti menjadi kehancuran pasar bullish," Stephen Innes dari SPI Asset Management mengatakan dalam sebuah catatan.
BACA JUGA:
Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!