Berita Bantul: Bantul Menunggu Petunjuk Pusat Beli Minyak Curah Pakai Pedulilindungi
Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Bantul Agus Sulistiyana (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih menunggu petunjuk teknis secara resmi dari pemerintah pusat terkait pembelian minyak curah menggunakan aplikasi Pedulilindungi.

"Terkait minyak curah itu kan petunjuk pastinya belum ada, misalnya kalau membeli harus pakai pedulilindungi," kata Kepala Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Jumat.

Namun demikian, kata dia, para pedagang minyak curah di pasar sudah mempersiapkan dengan meminta pembeli menunjukkan nomor induk kependudukan (NIK) sesuai dengan identitas KTP yang bersangkutan seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Beli Minyak Curah Pakai Pedulilindungi

"Tetapi pedagang-pedagang sudah memulai bahwa ketika orang mau membeli itu mengumpulkan NIK, boleh dicatat atau boleh fotokopi KTP, tujuannya mungkin untuk mendata saja," katanya.

Agus menilai, pemakaian aplikasi pedulilindungi dalam membeli salah satu kebutuhan pokok itu mungkin karena pemerintah pusat melihat kira kira vaksin COVID-19 yang dicatatkan dalam aplikasi tersebut masih diperlukan atau tidak.

"Karena kan masih belum menjangkau keseluruhan, tapi sekali lagi belum ada petunjuk atau teknis bagaimana kaitan dengan membeli minyak curah kaitan dengan pedulilindungi," katanya.

Dengan demikian, kata dia, sistem pembelian minyak curah juga masih manual seperti biasa, pihaknya pun belum melakukan sosialisasi ke pedagang dan masyarakat karena memang belum ada petunjuk teknis dari pemerintah pusat.

Terkait dengan ketersediaan atau stok minyak curah di pasaran Bantul, Agus mengatakan, masih mencukupi permintaan pasar, begitu juga harga jual sudah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp14 ribu per liter.

"Untuk harganya Alhamdulillah, dari pemantauan teman-teman kami sudah sesuai ketentuan pemerintah yaitu sebesar Rp14 ribu per liter, paling ketika lebih, hanya sedikit antara Rp14.300 dan Rp14.500 per liter, itu karena biaya kemasannya," katanya.