Berita Bantul: Pemkab Bantul Sebut Belum Ada Kekeringan Sawah Dampak Kemarau
Petani sedang menanam padi di lahan pertanian wilayah Kabupaten Bantul, DIY (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan belum ada laporan kekeringan lahan pertanian atau sawah yang kesulitan irigasi sebagai dampak musim kemarau tahun ini.

"Sampai sekarang belum ada laporan dari kelompok maupun petugas yang ada di lapangan tentang kekeringan lahan, jadi musim ini dampaknya belum terasa," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo di Bantul, Rabu.

Meski demikian, ujar Joko Waluyo, para petani tetap diminta mewaspadai ancaman kekeringan lahan pertanian dampak musim kemarau yang masih akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan, terutama di daerah-daerah perbukitan.

"Kerawanan dimungkinkan terjadi dalam dua bulan ke depan, seperti di Kecamatan Dlingo, Imogiri Piyungan, dan Pajangan di daerah-daerah perbukitan," kata Joko seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Belum Ada Kekeringan Sawah Dampak Kemarau

Dia mengatakan, beberapa jenis tanaman pangan yang saat ini tumbuh adalah padi dan sebagian palawija. Diharapkan, petani bisa mengantisipasi dengan menyiapkan pompa air untuk mengambil air dari sungai-sungai.

"Antisipasinya dengan pompa, kalau yang ada sungai dan masih ada airnya kita pakai pompa, di Bantul pompa air yang tersalur di beberapa kelompok tani banyak sekali, jumlahnya di atas seribu unit," katanya.

Dia berharap, petani saat ini juga mempertimbangkan ketersediaan air apabila hendak menanam tanaman pangan, agar nantinya tidak kesulitan irigasi ketika tanaman sedang tumbuh.

"Menanam tanaman yang tahan air dan tidak butuh air banyak pada daerah-daerah perbukitan, efisiensi penggunaan air, misalnya tanaman palawija," katanya.

Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan memantau bendung untuk mengetahui ketersediaan air yang mengalir ke saluran irigasi guna mengantisipasi kekeringan dampak musim kemarau.

"Kita akan menugaskan dinas terkait dan juga Dinas Sumber Daya Air untuk melakukan pengecekan terhadap bendung-bendung kita termasuk saluran primer, saluran sekundernya," kata Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo di Bantul, Minggu (3/7).

Dia mengatakan, langkah selanjutnya adalah meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul untuk berkoordinasi dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air), dan gapoktan (gabungan kelompok tani) dalam melakukan pengecekan saluran tersier dan kuarter.

Menurut dia, dari hasil pengecekan dan koordinasi antarpihak yang berkepentingan tersebut nanti akan bisa dihitung ketersediaan air untuk irigasi pertanian wilayah Bantul dari bendung- bendung tersebut.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!