YOGYAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut hingga saat ini tidak ada permohonan bantuan air bersih dari masyarakat karena mengalami kekeringan dampak musim kemarau 2021.
"Kalau kekeringan alhamdulillah untuk tahun 2021 di masa pandemi COVID-19 ini, di Bantul belum ada yang mengajukan permohonan bantuan air bersih untuk wilayah kekeringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Jumat.
Tidak Ada Permohonan Bantuan Air Bersih Karena Kekeringan
Menurut dia, belum adanya permohonan bantuan air bersih dari masyarakat, karena pada musim kemarau tahun ini "kemarau basah", atau masih ada hujan, dan tidak seperti kondisi kemarau tahun sebelumnya.
BACA JUGA:
"Tahun sekarang termasuk kemarau basah, sehingga masih ada hujan, dan itu salah satu kenapa warga masyarakat Bantul tidak mengalami kekeringan seperti tahun lalu," katanya.
Dia mengatakan karena belum ada permohonan bantuan air bersih, maka anggaran penanggulangan kekeringan untuk pengadaan air bersih yang sebesar Rp40 juta pada 2021 masih utuh karena belum dipergunakan.
"Karena kondisi sudah mendekati Agustus akhir dan nanti September sudah memasuki musim hujan, maka anggaran Rp40 juta itu nanti di perubahan anggaran akan kita alihkan untuk antisipasi bencana hidrometeorologi, agar biar bermanfaat," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Dwi Daryanto mengatakan wilayah Bantul yang rawan kekeringan karena kondisi geografis di antaranya di sebagian wilayah Kecamatan Piyungan, Dlingo, Pleret, Imogiri, dan Pundong, namun tahun ini masyarakat tidak mengalami kesulitan air.
"Alhamdulillah masyarakat di masa pandemi ini baik-baik saja, dan dana yang masih utuh kita rubah untuk kebutuhan hidrometeorologi, karena di bulan September-Oktober ancaman potensi tinggi, dan BMKG sudah memprediksi curah hujan di tahun ini akan semakin besar," katanya.