YOGYAKARTA - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan simulasi pembelajaran tatap muka secara terbatas di 16 sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Kisworo di Gunung Kidul, Senin, mengatakan kebijakan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas sendiri sudah lebih longgar.
BACA JUGA:
Kebijakan Disdikpora Gunung Kidul
"Kebijakan boleh tidaknya sekolah menggelar pertemuan pembelajaran tatap muka disesuaikan dengan zonasi masing-masing wilayah di tingkat mikro. Sebelum melakukan simulasi, kami juga meminta sekolah untuk melayangkan izin kepada gugus tugas di tingkat kecamatan," kata Kisworo dikutip VOI dari ANTARA.
Ia mengatakan Disdikpora Gunung Kidul sudah menyusun standar operasional pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada masa pandemi COVID-19.
Setiap sekolah sudah memahami tugas masing-masing mulai dari menyiapkan sarana dan prasarana penerapan protokol kesehatan dari siswa masuk hingga pulang, dan penerapan pembatasan siswa setiap kelas dan durasi pembelajaran.
Ia meminta sekolah untuk melakukan pengawasan agar tidak ada kerumunan yang dilakukan para siswa sebelum atau sesudah pembelajaran tatap muka terbatas.
Sekolah menggunakan standar protokol kesehatan yang cukup ketat dan membagi masing-masing kelas menjadi dua sesi. Kami berharap tidak ada klaster baru pada proses pembelajaran.
Kepala SMP Muhammadiyah Al Mujahidin, Agus Suroyo mengatakan sekolahnya pagi ini sudah mulai pembelajaran tatap muka terbatas.
Pihak sekolah juga sudah memiliki tim gugus tugas untuk menjadi pengendali agar protokol kesehatan dapat dilakukan. Ada dua sesi, sesi pertama 07.00 WIB sampai 09.00 WIB, kemudian sesi dua 09.30 WIB sampai 11.30 WIB.
"Pertemuan jika dilaksanakan dua kelas saja satu kelas dibagi dua sesi agar semua aman," katanya.