YOGYAKARTA - Guna membendung maraknya kejahatan siber, Microsoft membentuk Dewan Eksekutif Keamanan Siber untuk kawasan Asia Pasifik. Hal tersebut ditujukan untuk memberantas ancaman serangan siber sekaligus untuk menjalin komunikasi antar negara di Asia Pasifik di bidang keamanan siber.
Microsoft menghubungkan para pembuat kebijakan yang berasal dari lembaga negara, pemerintah, dan pemimpin industri teknologi. Dewan Eksekutif Keamanan Siber Microsoft tersebut terdiri dari 15 belas pembuat kebijakan yang berasal dari 7 negara yaitu Indonesia, Korea Selatan, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Filipina.
BACA JUGA:
Indonesia Jadi Anggota Dewan Keamanan Siber Asia Pasifik
General Manager Microsoft Asia Pacific, Sherie Ng menyatakan bahwa kejahatan dan ancaman siber sudah tidak dapat dihindari lagi di dunia yang saling terkoneksi seperti saat ini.
“Itulah sebabnya kekuatan kolektif dan kolaborasi kita sebagai komunitas menjadi sangat penting,” kata Sherie dalam pernyataannya di laman resmi Microsoft.
Menurutnya, ancaman malware dan ransomware di wilayah Asia Pasifik lebih tinggi 1,6 persen dan 1,7 persen dari serangan malware yang terjadi di dunia.
Berdasarkan data dari telemetri Microsoft Defender, kasus serangan malware di Indonesia telah menurun sebanyak 24 persen dalam 18 bulan terakhir. Namun, ancaman malware mengalami peningkatan sebanyak 31 persen.
Hingga saat ini belum ada satu pihak pun yang mampu melawan ancaman siber sendirian. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama antar negara di kawasan Asia Pasifik. Dengan dibentuknya Dewan Eksekutif Keamanan Siber oleh Microsoft, diharapkan secara efektif mampu melawan kejahatan siber lintas negara.
Tidak hanya didukung oleh praktisi keamanan siber profesional dari pihak Microsoft, keputusan tersebut mendapat dukungan dari negara-negara tersebut. Kerja sama ini menandakan perlawanan terhadap serangan siber secara bersama-sama.
Negara-negara anggota pun bisa berbagi informasi terkait ancaman siber, sumber daya dan teknologi guna memerangi kejahatan yang merajalela di dunia maya.
Para anggota negara akan menyelenggarakan pertemuan virtual berkala untuk bertukar informasi terkait ancaman dan solusi keamanan siber.
“Misi bersama kami adalah membangun koalisi yang kuat, untuk memperkuat pertahanan keamanan siber kami,” kata Sherie.
Negara-negara yang tergabung dalam Dewan Eksekutif Keamanan Siber Sektor Publik Asia Pasifik melalui pemerintah dan para pemimpin negara akan mengikuti forum yang meliputi para penasihat keamanan siber dan Microsoft. Mereka akan mendapat pelatihan dan praktik guna mendapat sertifikasi keamanan dari Microsoft.
Hal ini ditujukan untuk menghapus kesenjangan kemampuan di bidang keamanan siber dari negara-negara lain di dunia dalam memerangi ancaman siber.
Artikel ini sudah tayang di VOI dengan judul: Microsoft Tunjuk Indonesia Jadi Anggota Dewan Keamanan Siber Asia Pasifik, saatnya merevolusi pemberitaan!