YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai kekurangan sumber daya manusia bidang kesehatan hingga oksigen terbatas dalam penanganan COVID-19 di wilayah ini.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan pada Juni ini, penambahan kasus di Gunung Kidul mengalami peningkatan signifikan dengan lonjakan kasus harian tertinggi pada Sabtu (19/6) sebanyak 176 kasus.
BACA JUGA:
"Kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan juga oksigen yang terbatas membuat sedikit kewalahan dengan kondisi saat ini. Kami sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani kondisi penambahan kasus seperti ini. Semoga kasusnya tidak melonjak lagi di Gunung Kidul, kita maksimalkan dulu rumah sakit yang ada baru kalau mendesak menggunakan taman budaya," kata Dewi yang dikutip VOI dari ANTARA.
Pemkab Mulai Kekurangan SDM Kesehatan
Ia mengatakan angka pasien positif COVID-19 yang meningkat juga menyebabkan ruang perawatan dan tempat tidur pasien sudah menipis, khususnya pada rumah sakit rujukan COVID-19. Hingga saat ini, total kasus aktif mencapai 1.062 kasus yang masih menjalani isolasi mandiri dan perawatan di rumah sakit rujukan. Data yang ada, total kasus terkonfirmasi positif sebanyak 4.550 orang dengan rincian 3.296 sudah sembuh, 1.062 dalam perawatan, dan 192 meninggal dunia.
"Kami mengharapkan masyarakat mematuhi protokol kesehatan dengan baik. Jangan sampai lengah dalam mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta meminta semua pihak agar tidak panik menghadapi kondisi ini. Ke depan, Pemkab Gunung Kidul akan meningkatkan sinergi bersama untuk memutus mata rantai COVID-19 di Gunung Kidul.
"Kami berpesan agar tidak usah panik menghadapi kondisi ini, tapi kita tetap waspada dengan mematuhi protokol yang ada, terkait dengan aturannya terbaru seperti apa nanti saya akan rapat dulu di Provinsi, dan kami juga akan mengusahakan semaksimal mungkin untuk menambah relawan COVID-19 dan bantuan," katanya.