YOGYAKARTA - Upaya "repackaging budaya" atau pengemasan ulang penyajian budaya keraton secara kekinian sehingga jadi menarik generasi milenial di mintai langsung oleh Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk kelima puterinya.
"Ngarsa Dalem X (Sultan HB X) 'dawuh' (mengatakan) kepada saya dan kakak-kakak saya untuk 'repackaging' (mengemas ulang) budaya (keraton)," kata Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Nityabudaya Keraton Yogyakarta GKR Bendara dalam Webinar Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2021 dipantau di Yogyakarta, Selasa.
BACA JUGA:
Berharap Keraton Yogyakarta Bisa Dikemas Kekinian
Kepada kelima puterinya, Bendara menceritakan, Sultan HB X mengungkapkan keinginannya agar Keraton Yogyakarta bisa lebih membuka diri.
"Ngarsa Dalem 'dawuh' kepada kami berlima bagaimana kami bisa membuka diri kepada generasi-generasi penerus saat ini dengan cara yang lebih kekinian," ujar putri bungsu Sultan HB X ini.
Sebagai wujud proyek "repackaging budaya", menurut dia, Keraton Yogyakarta kini tengah melakukan renovasi besar-besaran baik pada eksterior maupun interior bangunan tanpa mengubah esensi dari nilai-nilai budaya yang melekat.
"Perubahan-perubahan ini di dalam Keraton secara masif kami lakukan," kata Bendara yang dikutip VOI dari ANTARA.
Museum Keraton Yogyakarta semisal, kata ia, dikala ini tengah direnovasi supaya dapat tampil kekinian dengan pemanfaatan teknologi serta metode penyampaian yang sanggup meraba generasi muda.
Renovasi semua bangunan juga dikerjakan pada ruang batik Keraton. Bukan sekedar menyasar lahiriah bangunannya, berdasarkan Bendara, nama ruang batik juga akan diubah menjadi "ruang daur hidup".
"Kenapa daur hidup, karena bukan hanya batik yang menjadi bagian kebudayaan kita, tapi juga ada lurik, juga ada bentuk-bentuk jenis tekstil lainnya, juga ada arti-arti dari penggunaan motif batik dalam perjalanan hidup masyarakat Jawa," tutur dia.