YOGYAKARTA - Setiap mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral harus "mendukung dan tidak membahayakan" kemampuan bank untuk memenuhi mandatnya pada stabilitas moneter dan keuangan, dan juga harus memenuhi standar yang ketat. Hal itu berdasarkan paparan langsung dari Juru Bicara Kelompok tujuh negara maju atau G7 mengatakan pada Rabu 13 Oktober.
“Jika dikeluarkan, mata uang digital bank sentral (CBDC) akan melengkapi uang tunai dan dapat bertindak sebagai aset penyelesaian yang likuid dan aman serta jangkar untuk sistem pembayaran,” kata sumber negara-negara G7 setelah pertemuan mereka pada Rabu, seperti dikutip Reuters.
BACA JUGA:
Aturan tentang Mata Uang Digital
Akan tetapi mata uang itu harus dikeluarkan dengan cara yang tidak melanggar mandat bank sentral, dan memenuhi standar privasi, transparansi, dan akuntabilitas yang ketat untuk perlindungan data pengguna.
"Setiap mata uang digital bank sentral (CBDC) harus didasarkan pada komitmen publik jangka panjang terhadap transparansi, supremasi hukum, dan tata kelola ekonomi yang sehat," kata para pemimpin keuangan G7 dalam sebuah pernyataan.
Sementara CBDC dapat meningkatkan pembayaran lintas batas, negara-negara G7 mengatakan mereka memiliki "tanggung jawab bersama untuk meminimalkan limpahan berbahaya ke sistem moneter dan keuangan internasional."
Bank sentral global sudah meningkatkan upaya untuk mengoptimalkan mata uang komputerisasi mereka sendiri untuk memodernisasi metode keuangan dan mempercepat pembayaran dalam negeri dan internasional.
China sudah memimpin paket untuk menerbitkan mata uang komputerisasi, sementara bank sentral G7 sudah berprofesi untuk menentukan standar awam untuk menerbitkan CBDC sebab sebagian melanjutkan eksperimen.
Artikel ini telah tayang dengan judul: Pimpinan Negara G7 Keluarkan Aturan tentang Mata Uang Digital Bank Sentral, saatnya merevolusi pemberitaan!