“Mendung Tanpo Udan” Versi Layar Lebar, Mengenal Cinta dari Yogyakarta
Jumpa Pers film “Mendung Tanpo Udan” (IST)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Lagu “Mendung Tanpo Udan” pertama kali dirilis oleh Kukuh Prasetya Kudamai pada 12 Februari 2021. Setahun kemudian dirayakan dengan melaunching novel yang ditulis oleh Fairuzul Mumtaz. Pada tahun kedua ini, dirayakan dengan film yang disutradarai oleh Kris Budiman. Semua adaptasi ini menggunakan judul yang sama, yaitu “Mendung Tanpo Udan”.

“Rasanya senang sekali karya saya bisa bertelur dan berkembang biak dengan tafsir dan nasibnya yang berbeda-beda. Tahun lalu kita sudah launching novel, dan tahun ini kita rayakan dengan film. Tetapi judulnya tetap sama, Mendung Tanpa Udan. Semoga semuanya bernasib baik,” ujar Kukuh dalam acara jumpa pers film “Mendung Tanpa Udan” di The Ratan, Panggungharjo, Sewon, Bantul, pada Rabu (15/02) siang.

Lebih lanjut, Kukuh menyatakan bahwa substansi film yang terinspirasi dari lagunya tersebut cocok untuk suasana politik yang mulai menghangat.

“lirik aku kiri kowe kanan, wis bedo dalan, itu akan menggambarkan kondisi kita nanti pada 2024. Berbeda-beda, ndak papa. Namanya juga pilihan. Yang penting, cinta jangan dipolitisasi,” kata pria berkumis tersebut dengan penuh canda.

Untuk filmnya sendiri diproduksi oleh Nant Entertainment dan proses penggarapannya dipercayakan kepada Kris Budiman, salah seorang sutradara pendatang baru. Ia berkolaborasi dengan Gianluigi Christoikov selaku penulis skenario dalam mengolah dan mengembangkan jalan cerita yang ada dalam novel “Mendung Tanpo Udan”.

“Film ini berangkatnya dari lagu Mendung Tanpo Udan dan novelnya sebagai pendukung yang kemudian diolah dan dikembangkan karena harus ada banyak penyesuaian. Untuk proses produksinya, film ini dikerjakan selama 15 hari tanpa istirahat. Semuanya dikerjakan di Jogja, dari awal sampai akhir cerita. Untuk genrenya kita garap film ini dengan nuansa drama-komedi,” kata pria akrab disapa Kris tersebut.

Ditambahkan oleh produser Nant Entertainment, Muhammad Hananto, selain lokasi shooting yang seluruhnya di Yogyakarta, film ini juga akan menggunakan Bahasa Jawa sebagai sebagai bahasa utama di dalam setiap percakapan.

“Mengapa menggunakan Bahasa Jawa? tidak lain untuk memperkuat rasa dari film ini yang memang berangkat dari lagu Mendung Tanpo Udan yang berbahasa Jawa. Maka kita berharap, film ini tidak hanya menjadi sebuah hiburan, tetapi sekaligus bisa menjadi romantisme dan mengingatkan kisah cinta ala jogjakarta lebih dalam kepada masyarakat secara umum,” terang pria yang juga seorang penyanyi tersebut.

Untuk penggarapan filmnya, Hananto menyatakan sudah selesai. Meski demikian, ia mengaku tidak terburu-buru soal penayangannya.

“Film Mendung Tanpo Udan kita harapkan tayang pada akhir tahun 2023 ini, atau paling lambat di awal tahun 2024,” tandas Hananto.

Secara garis besar, film “Mendung Tanpo Udan” bercerita tentang perjalanan seorang pemuda bernama Udan yang meletakkan tujuan hidupnya di persimpangan jalan, antara harus mengejar idealismenya sebagai seorang musisi atau menjalani hidup secara realistis dengan bekerja seperti orang pada umumnya.

Kegalauan Udan dalam menentukan jalannya ini, akhirnya berdampak pada hubungannya dengan Mendung, kekasih Udan yang memiliki cita-cita sebagai wanita karier dan lebih memilih untuk menjalani hidup secara realistis. Udan pun harus berjuang, tidak hanya membuktikan bahwa cita-citanya sebagai musisi dapat terwujud, tetapi juga memastikan agar Mendung tidak meninggalkan dirinya.

Untuk membawakan kisah tersebut, Nant Entertainment menggandeng talenta di industri kreatif, mulai dari aktor dan aktris nasional, kreator konten, hingga komedian/komika. Di antaranya ada Erick Estrada sebagai Udan, Yunita Siregar sebagai Mendung, Marcel Darwin sebagai Will, Kery Astina sebagai Awan, Aulia Deas sebagai Petri dan aktris senior Yati Pesek sebagai Mbak Retno.

Selain itu, “Mendung Tanpo Udan” juga banyak melibatkan talenta seniman asli Yogyakarta, mulai dari Bimacho, Migga Sadewa, Alit Jabang Bayi, Wijil, Popo Java, Gepeng Kesana-Kesini, Shaggydog hingga Kukuh Prasetya Kudamai sendiri selaku pencipta lagu. Tak lupa juga sederet kreator konten seniman lainnya seperti Tommy Limm, Elgi Purnama, Jenda McClover, Alit Shitlicious, Kaisar Kumis Wijil Bimacho, hiigga Alitalit Jabang Bayi, Anang Batas, dan Om Leo Berkaraoke, serta banyak pemain lainnya.