YOGYAKARTA - Pertumbuhan ekonomi DIY pada 2022 tumbuh pada level moderat di kisaran 4,8 sampai 5,8 persen (year on year) berdasarkan hasil peringatan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Sedangkan inflasi DIY diperkirakan berada pada kisaran 2,9 sampa 3,3 persen (yoy)," kata Plt Kepala Kantor BI DIY Miyono melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu.
BACA JUGA:
Pertumbuhan Ekonomi DIY Mencapai 5,8 Persen Pada 2022
Miyono menuturkan tahun 2022 Bank Indonesia meyakini keadaan DIY akan kian bagus utamanya di bidang penanganan pandemi COVID-19 ataupun perekonomian.
Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi DIY pada akhir 2021 tumbuh pada kisaran 5,4 hingga 6,2 persen (yoy).
Sementara dari sisi capaian inflasi pada 2021 diperkirakan masih rendah pada kisaran 1,6 sampai 2,0 persen (yoy).
"Pada 2022 kami tetap optimis bahwa pemulihan ekonomi masih akan terus berianjut," kata dia seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Faktor utama pendorong perbaikan ekonomi itu, menurut dia, adalah mobilitas manusia yang diperkirakan semakin meningkat serta beberapa event besar yang akan kembali diselenggarakan secara luring.
Meski demikian, ia berharap seluruh warga DIY tidak lengah menjaga protokol kesehatan karena pandemi COVID-19 belum usai dengan mutasi virus Covid-19 yang masih terus terjadi.
Selain itu, kondisi ekonomi global juga masih tidak menentu, yang berpotensi mendorong 'imported inflation'.
"Daya beli masyarakat perlu terus dijaga, sejalan dengan stimulus pemerintah yang mulai dikurangi pada tahun 2022," kata dia.
Berkaca pada situasi pandemi, menurut dia, sinergi dan inovasi menjadi kunci pemulihan ekonomi di DIY.
"Berkaitan dengan itu, sebagai bagian dari ekosistem sosial-ekonomi di DIY, Bank Indonesia senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, dalam memajukan ekonomi DIY," kata Miyono.