Presiden Rusia Vladimir Putin Sebut Senjata Hipersonik Untuk Tanggapi Peringatan NATO
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Wikimedia Commons The Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Rusia akan dipaksa untuk bertindak jika NATO pimpinan Amerika Serikat menempatkan rudal di Ukraina yang dapat menyerang Moskow dalam beberapa menit seperti yang disebutkan oleh Presiden Vladimir Putin.

Ini disampaikan oleh Presiden Putin sebagai respon atas peringatan yang dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal NATO, serta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.

Sebut Senjata Hipersonik

Rusia akan membayar harga tinggi untuk setiap agresi militer baru terhadap Ukraina, NATO dan Amerika Serikat memperingatkan pada Hari Selasa ketika aliansi militer Barat bertemu, untuk membahas kemungkinan motif Moskow untuk mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.

Ukraina, negara pecahan Uni Soviet yang sekarang bercita-cita untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, telah menjadi titik ketegangan utama antara Rusia dan Barat, ketika hubungan mereka memburuk ke tingkat terendah dalam tiga dekade sejak Perang Dingin berakhir.

"Akan ada harga tinggi yang harus dibayar Rusia jika mereka sekali lagi menggunakan kekuatan untuk melawan kemerdekaan bangsa Ukraina," ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan, mengutip Reuters 1 Desember.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggemakan Stoltenberg, dengan mengatakan: "Setiap tindakan eskalasi oleh Rusia akan menjadi perhatian besar bagi Amerika Serikat, dan setiap agresi baru akan memicu konsekuensi serius."

Ketegangan telah meningkat selama berminggu-minggu, dengan Rusia, Ukraina dan NATO semua mengadakan latihan militer di tengah saling tuding di pihak mana yang agresor.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Putin melangkah lebih jauh dari sebelumnya dalam menegaskan 'garis merah' Rusia di Ukraina, dengan mengatakan pihaknya harus merespons jika NATO mengerahkan sistem rudal canggih di tanah tetangganya.

"Jika semacam sistem serangan muncul di wilayah Ukraina, waktu penerbangan ke Moskow adalah 7-10 menit, dan lima menit jika senjata hipersonik dikerahkan. Bayangkan saja," ungkap Presiden Putin.

"Apa yang harus kita lakukan dalam skenario seperti itu? Kemudian kita harus membuat sesuatu yang serupa sehubungan dengan mereka yang mengancam kita dengan cara itu. Dan kita bisa melakukannya sekarang," tegasnya, merujuk pada pengujian senjata hipersonik Rusia baru-baru ini, yang dikatakan bisa terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara.

Uni Eropa dan para pemimpin Barat lainnya terlibat dalam tarik-menarik geopolitik dengan Rusia, untuk mendapatkan pengaruh di Ukraina dan dua republik bekas Soviet lainnya, Moldova dan Georgia, melalui pengaturan perdagangan, kerja sama dan perlindungan.

Para menteri luar negeri NATO mengawali diskusi dua hari di ibukota Latvia, Riga, untuk memperdebatkan apa yang mereka katakan sebagai ancaman Rusia yang berkembang, dengan Antony Blinken akan memberi penjelasan singkat terhadap 29 rekan aliansinya perihal pengukuran intelijen Washington.

Menlu Blinken, berbincang-bincang pada konferensi pers dengan rekannya dari Latvia, mengatakan ia akan berbincang-bincang lebih banyak pada Hari Rabu perihal bagaimana merespons Rusia, sesudah mengadakan diskusi dengan sekutu NATO.

"Kami akan berkonsultasi erat dengan sekutu dan mitra di hari-hari mendatang, tentang apakah ada langkah lain yang harus kami ambil sebagai aliansi untuk memperkuat pertahanan kami, memperkuat ketahanan kami, memperkuat kapasitas kami," tandas Menlu Blinken.

Bacaselengkapnya di: Balas Peringatan NATO, Presiden Rusia Vladimir Putin Sebut Senjata Hipersonik