YOGYAKARTA - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta akan mengoptimalkan kapasitas di Rumah Pelayanan Lansia Budi Darma hingga maksimal 70 tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan perawatan kepada lansia terlantar.
“Akan kami tambah dua tempat tidur lagi. Saat ini, Rumah Pelayanan Lansia sudah merawat sebanyak 68 lansia. Ini jumlah maksimal yang bisa kami upayakan,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, penambahan kapasitas tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan perawatan bagi lansia karena angka harapan hidup di Kota Yogyakarta yang cukup tinggi, rata-rata 74 tahun pada 2021 seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Bakal Dioptimalkan
“Angka harapan hidup yang tinggi ini menunjukkan kualitas kesehatan yang baik. Tetapi di sisi lain juga ada potensi permasalahan yang muncul, misalnya masalah kesehatan sehingga lansia membutuhkan fasilitas perawatan yang baik,” katanya.
Oleh karenanya, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta berupaya memberikan fasilitas berupa penambahan kapasitas perawatan di Rumah Pelayanan Lansia Budi Darma.
“Lansia yang dirawat adalah lansia terlantar. Tetapi perlu dipahami bahwa terlantar ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,” katanya.
Lansia terlantar bukan hanya disebabkan warga tidak memiliki identitas kependudukan, tetapi bisa pula disebabkan lansia tersebut hidup sebatang kara dan tidak lagi memiliki saudara.
“Terlantar juga bisa disebabkan keluarga atau saudara tidak mampu mengurus. Mungkin karena faktor ekonomi dan lainnya. Makanya, lansia tersebut pun dirawat di Budi Darma,” katanya.
Meskipun sudah memberikan fasilitas perawatan bagi lansia, Maryustion meminta masyarakat untuk ikut terlibat dalam memberikan perhatian dan perawatan kepada lansia di lingkungan tempat tinggal mereka.
Kelurahan Wirogunan Yogyakarta menjadi salah satu pilot project program layanan lansia terpadu yang digagas oleh pemerintah pusat, yaitu dengan melibatkan masyarakat untuk ikut merawat lansia di lingkungan tempat tinggal mereka.
“Misalnya saat ada lansia yang tiba-tiba sakit, maka warga akan membantu mengakses layanan kesehatan di puskesmas setempat atau mengakses layanan home care,” katanya.
Namun demikian, lanjut dia, layanan lansia terpadu tersebut membutuhkan peran tokoh masyarakat yang akan menggerakkan warga untuk meningkatkan kepedulian terhadap lansia di sekitarnya.
“Harapannya, program layanan lansia terpadu ini bisa direplikasi ke kelurahan lain dan kesejahteraan lansia pun terjaga,” demikian Maryustion Tonang .
BACA JUGA:
Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!