Kecanggihan Drone Iran Shahed-136 yang Dipakai Rusia Serang Ukraina: Spesifikasi dan Kelemahan
Ilustrasi peluncuran drone Shahed-136 milik Iran. (Twitter/@inbarspace)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Kecanggihan drone Iran Shahed-136 menuai perhatian dunia setelah militer Rusia menggunakannya sebagai salah satu cara menggempur Ukraina. Akibatnya, beberapa orang dilaporkan meninggal dunia. Serangan udara tanpa awak menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan kebakaran di bangunan non-perumahan.

Kecanggihan Drone Iran Shahed-136

Teknologi yang digunakan Rusia untuk operasi militernya memang tak main-main. Dalam serangan udara, Rusia diketahui menggunakan pesawat tanpa awak Shahed-136 buatan Iran. Informasi tersebut dikatakan oleh pihak Ukraina.

Kementerian Pertahanan Ukraina menjelaskan bahwa pihaknya berhasil menembak jatuh pesawat tak berawak Shahed-136 buatan Iran. Pesawat tersebut digunakan oleh militer Rusia di wilayah timur laut Kharkiv.

Serangan pesawat tak berawak itu memiliki nama lain yakni drone militer “Kamikaze”. Drone ini tidak seperti pesawat tanpa awak lainnya yang akan kembali ke pangkalan setelah berhasil menyerang target. Shahed-136 akan meledakkan diri dengan cara menabrakkan diri dengan menargetkan musuh. Hal ini juga sesuai dengan namanya yang secara bebas bisa diterjemahkan dengan “yang rela berkorban saat perang”.

Spesifikasi Drone Iran Shahed-136

Kemunculan pertama drone Shahed-136 adalah pada bulan September. Drone ini dianggap sebagai rudal jelajah kecil dengan kemampuan destruktif yang terbatas. Namun drone Shahed-136 bisa mengankut rudal dan berkapasitas muatan sekitar 50 kilogram atau 110 pon. Hal itu jadi salah satu kecanggihan drone Iran Shahed-136.

Panjang drone ini mencapai 3,5 meter, dengan lebar sayap 2.5 meter. Bobot Shahed mencapai 200 kg dan bisa meraih kecepatan mencapai 115 mph. Jarak yang bisa dicapai diperkirakan mencapai 1.240 mil atau sekitar 2.000 mil dengan memanfaatkan mesin push-propeller.

Drone ini memiliki sayap berbentuk triangular dan tidak memiliki fitur kamera. Sebagai gantinya, pemantauan drone dilakukan dengan navigasi satelit.

Cara kerja drone Shahed-136 adalah dengan membawa bom lalu drone akan menabrakkan diri atau meledakkan diri di area target.

Juru bicara militer Ukraina Nataliya Houmeniouk menjelaskan bahwa drone Shahed-136 juga sangat sulit dideteksi karena alat tersebut bisa terbang dengan sangat rendah. Hal ini yang menyulitkan militer Ukraina untuk mendeteksi kedatangan mereka.

Kelemahan Drone Iran Shahed-136

Meski daya serangnya cukup efektif, Shahed-136 tetap memiliki kelemahan, salah satunya terkait dengan tidak adanya fitur kamera pemantau.

Seperti diketahui, Shahed-136 dipantau melalui navigasi satelit sehingga serangan alat ini ditujukan pada target yang telah dipantau sebelumnya dari jarak dekat. Saat menghadapi musuh secara tiba-tiba, drone tidak bisa melakukan serangan sehingga dengan mudah bisa dimusnahkan.

Dikutip dari Al Jazeera, Samir Puri, analis di King's College London menjelaskan bahwa Drone Kamikaze ini harganya lebuh murah dibanding rudal jelajah. Harga drone ini sekitar US$ 20.000. Meski demikian, harganya tak bisa disebut murah mengingat senjata tersebut hanya sekali pakai.

“Itu sebenarnya cukup mahal, ketika Anda memikirkan fakta bahwa mereka (Shahed-136) adalah senjata sekali pakai.” Jelasnya.

Drone Shahed-136 memang bisa terbang rendah sehingga lebih sulit dideteksi. Namun, jubir militer Ukraina Nataliya Houmeniouk mengatakan kepada AFP bahwa saat terbang drone tersebut mengeluarkan suara yang mirip seperti gergaji mesin atau mesin skuter. Kedatangan drone bisa dideteksi dengan mudah oleh manusia atau sensor suara.

Itulah informasi terkait kecanggihan drone iran Shahed-136. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya kunjungi VOI.ID melalui situs resmi atau kanal media sosialnya.