Mengenal Dedolarisasi, Langkah yang Diambil Banyak Negara untuk Geser Dolar Amerika
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Topik dedolarisasi kini sedang menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, banyak negara memilih untuk melakukan dedolarisasi sebagai upaya melepaskan diri dari dominasi Amerika Serikat. Istilah dedolarisasi sendiri berkaitan dengan keuangan dan ekonomi. Untuk lebih jelasnya, simak artikel berikut ini.

Mengenal Dedolarisasi

Secara umum dedolarisasi adalah langkah yang diambil oleh pemerintah suatu negara atau bank sentral untuk menurunkan ketergantungan mereka pada dolar Amerika Serikat (USD). Dalam dunia perdagangan, dedolarisasi berarti mengganti dolar Amerika Serikat yang biasanya digunakan sebagai alat tukar perdagangan dengan mata uang lainnya. Upaya dedolarisasi sendiri bisa bermacam-macam, salah satunya adalah dengan menurunkan porsi USD di cadangan devisa atau hal lain yang berkaitan dengan perdagangan internasional.

Seperti dijelaskan sebelumnya, dedolarisasi dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS. Mata uang tersebut memang sudah mendominasi dan menjadi mata yang global sejak lama, kurang lebih pada 1944 bertepatan dengan Perang Dunia II. Di masa itu sebanyak 44 negara berkumpul untuk membahas sistem tukar tanpa yang tak merugikan siapapun, hingga disepakatilah dolar sebagai mata uang negara-negara tersebut.

Adanya keputusan penggunaan USD sebagai mata uang global ternyata berdampak luas hingga saat ini. Akibatnya, setiap banyak kebijakan AS yang kemudian berdampak pada perekonomian global. Bahkan AS memanfaatkan kondisi tersebut untuk memperkuat dominasinya atas negara-negara lain yang ada di dunia.

Upaya Dedolarisasi di Berbagai Negara

Seperti disinggung sebelumnya, banyak negara mulai melakukan dedolarisasi. Misalnya sejumlah negara yang tergabung dalam kelompok BRICS yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Negara-negara tersebut mulai melakukan pengurangan penggunaan USD saat saling bertransaksi.

Negara Uni Eropa (UE) juga telah membangun sistem yang memungkinkan perusahaan di UE bisa melakukan transaksi dengan negara lain tanpa harus memikirkan sanksi dari Amerika.

Bahkan, Indonesia disebut telah melakukan dedolarisasi. Pasalnya Indonesia saat ini tengah berupaya menerapkan kejra sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi dagang serta investasi. Selain itu Indonesia juga sedang berupaya meningkatkan kerjasama dengan Thailand berupa penggunaan mata yang lokal pada transaksi pembayaran ritel antar negara.

Manfaat Dedolarisasi

Upaya pengurangan dominasi dolar Amerika Serikat atau dedolarisasi secara umum memiliki manfaat yakni sebagai berikut, dirangkum dari berbagai sumber.

  1. Memperkecil Dominasi AS

Selama dolar AS masih mendominasi, maka negara lain harus berhati-hati terhadap berbagai kebijakan yang diterbitkan oleh AS. Sebagai negara yang menerbitkan mata uang dolar, negara lain yang masih bergantung dengan dolar AS berpotensi mendapat hukuman dari AS. Kondisi tersebut bahkan berlaku untuk negara yang tak memiliki hubungan erat dengan Amerika.

  1. Memperkuat Mata Uang Nasional

Nilai tukar mata uang suatu negara bergantung pula dengan kebijakan yang diterbitkan oleh Amerika Serikat. Dengan dedolarisasi, mata yang nasional berpotensi menjadi lebih kuat dan diperhitungkan di perdagangan internasional.

  1. Membuka Akses Permodalan

Akses permodalan akan semakin terbuka lebar dengan adanya sistem pembayaran tanpa melibatkan mata uang dolar. Hal itu tentu berdampak pula pada peningkatan ekonomi terhadap suatu negara.

  1. Hemat Pengeluaran

Dedolarisasi juga diproyeksikan mampu menghemat pengeluaran yang muncul dalam transaksi perdagangan. Penghematan ini tentu akan sangat menguntungkan bagi pihak yang terlibat transaksi internasional.

Selain mengenal dedolarisasi, kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.