YOGYAKARTA - Dalam beberapa waktu terakhir pencapaian penaklukan Gunung Everest mengalami tren peningkatan meski pandemi COVID-19 masih berkecamuk.
Melansir Reuters, Senin, Setidaknya ada tiga rekor baru yang dipecahkan oleh para pendaki menaklukan gunung tertinggi di dunia itu. Misalnya Arthur Muir (75) yang menjadi pria Amerika tertua mencapai puncak tertinggi dengan ketinggian 8.848,86 meter pada Minggu lalu (23/5).
BACA JUGA:
Lalu ada Tsang Yin-Hung (45) wanita asal Hong Kong yang menjadi pendaki wanita paling cepat mencapai puncak dalam waktu 26 jam saja. Terakhir ada Zhang Hong (46) pendaki asal China, menjadi pendaki dengan keterbatasan buta pertama di Asia dan ketiga di dunia yang mencapai puncak Everest.
Kisah Penakluk Gunung Everest
Bagi Arthur, pencapaiannya dilakukan secara tidak sengaja dan sebetulnya tidak merencanakan akan menaklukan gunung berada di perbatasan Nepal dan Tibet itu. Pada 2019, Kakek yang memiliki enam orang cucu itu mengalami patah di bagian pergelangan kakinya sehingga sedari awal tidak merencanakan memecahkan rekor mendaki Gunung Everest.
Ia menyampaikan pengalaman menaklukan gunung Everest rupanya sangat melelahkan ditambah cuaca yang buruk menyambutnya saat mencapai puncak.
"Sesungguhnya saya terkejut ketika benar- benar sampai disana (puncak Everest). Saya terlalu lelah untuk berdiri, di dalam cuaca yang sangat berangin dan dingin," ujar Arthur dikutip VOI dari ANTARA.
Ia mengalahkan rekor yang dibuat pria Amerika tertua sebelumnya Bill Burke (67) yang menaklukan puncak tertinggi Everest pada 2009.
Kisah lain datang dari mantan guru asal Hong Kong Tsang Yin-Hung yang menjadikan pendakian ke Gunung Everest sebagai tantangan bagi dirinya sendiri. Ia mencapai puncak Gunung Everest dengan durasi total 25 jam dan 50 menit setelah berangkat dari titik awal.
Durasinya yang terbilang singkat itu, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Jhangmu Lama pada 2017 setelah mendaki gunung dengan durasi 39 jam dan 6 menit.
"Saya merasa lega dan tentunya bahagia karena sedari awal tidak mengejar untuk memecahkan rekor. Saya hanya ingin menantang diri saya sendiri, jadi saya sangat lega karena bisa membuktikan hasilnya baik kepada murid-murid saya maupun kepada teman- teman," tutup Tsang.