YOGYAKARTA - Distribusi air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan karena wilayah ini sudah diguyur hujan merata sehingga ketersediaan air mulai memadai telah dihentikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Sebenarnya masih ada permintaan distribusi air bersih dari masyarakat. Namun dengan melihat curah hujan yang sudah merata, kami menghentikan distribusi air bersih kepada masyarakat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Senin.
BACA JUGA:
Menghentikan Distribusi Air Bersih Bagi Masyarakat
Dia mengatakan masyarakat yang masih mengajukan distribusi air bersih, yaitu dari Kecamatan Ngawen. Distribusi air bersih telah tak ideal lagi dilaksanakan sebab nantinya dapat disalahgunakan, salah satunya potensi penimbunan persediaan air oleh warga.
"Kalau tetap kami lakukan distribusi air bersih, nanti warga akan menyimpannya di penampungan sendiri," katanya.
Dikala ini, BPBD Gunung Kidul tengah memetakan kawasan potensial musibah mengantisipasi akibat La Nina. Diprediksi, curah hujan pada musim hujan ini cukup tinggi.
"Kami fokus pada antisipasi dampak bencana La Nina, antara lain dengan penguatan kapasitas di masyarakat," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunung Kidul Sapto Wibowo mengatakan relawan Tim Reaksi Cepat (TRC) tetap disiagakan selama musim hujan ini.
"Relawan tetap disiagakan, terutama untuk menghadapi cuaca ekstrem," katanya.