YOGYAKARTA - Instalasi pengolahan air untuk Sumber Air Baku Sungai Bawah Tanah Seropan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2022 yang diperbantukan untuk Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunung Kidul Irawan Jatmiko di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan bantuan instalasi pengolahan air (IPA) diberikan pasca kunjungan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu di sela-sela liburannya di DIY.
BACA JUGA:
Bantuan Instalasi Pengolahan Air Seropan Dari PUPR
"Saat kunjungan kerja ke Gunung Kidul pada Kamis (23/12), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berjanji akan memberikan bantuan IPA kepada Gunung Kidul untuk mendongkrak pemanfaatan Sumber Air Baku Sungai Bawah Tanah Seropan pada 2022," kata Irawan Jatmiko.
Ia mengatakan pada saat kunjungan Menteri PUPR, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta memaparkan kendala teknis pemanfaatan Sumber Air Baku Sungai Bawah Tanah Seropan, sehingga air yang disalurkan kepada masyarakat tidak bisa maksimal. Sehingga setiap tahunnya, masyarakat Gunung Kidul kekurangan air bersih.
Sumber Air Baku Sungai Bawah Tanah Seropan memiliki debit air mencapai 950 liter per detik, namun saat ini baru dimanfaatkan dengan kapasitas 175 liter per detik.
"Kami berharap bantuan IPA dari Kementerian PUPR bisa menaikan pemanafaatan Sumber Air Baku Sungai Bawah Tanah Seropan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Irawan mengatakan pengadaan IPA oleh KemenPUPR ini sudah terkonfirmasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO). Berdasarkan rencana detail teknis (DED) yang disusun PDAM Tirta Handayani, nilaiI IPA ini mencapai Rp60 miliar.
"Nantinya, IPAini akan menghasilkan kapasitas air bersih 200 liter per detik. Peningkatan tersebut diharapkan akan semakin mengoptimalkan layanan dan distribusi air bersih di Gunung Kidul," katanya.
Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengatakan Pemkab Gunung Kidul membutuhkan IPA yang lebih mumpuni. Terutama untuk optimalisasi layanan air bersih.
"Hal ini untuk mengatasi masalah kesulitan setiap musim kemarau," katanya.