Berita Gunung Kidul: Pemkab Gunung Kidul Waspadai Potensi Penyebaran COVID-19 Saat Libur Natal
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty. (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Walaupun aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dihapus pada saat libur Natal dan Tahun Baru 2022, namun Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap mewaspadai potensi munculnya penyebaran COVID-19 di akhir tahun nanti.

Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Rabu mengatakan istilah yang tidak pakai level, namun pemkab tetap menyiapkan aturan khusus, ada beberapa hal yang diatur lebih detail.

Waspadai Potensi Penyebaran COVID-19 Saat Libur Natal

"Saat ini, kami masih menunggu Instruksi Menteri Dalam Negeri. Hari ini, kami juga telah melakukan rapat koordinasi lintas intansi menghadapi Libur Natal dan Tahun Baru 2022 supaya tidak menimbulkan penambahan kasus COVID-19 nanti," katanya.

Ia mengatakan nantinya masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) akan bekerja sesuai kewenangan masing-masing, seperti dinkes menyiapkan pelayanan kesehatan puskesmas, rumah sakit, melakukan testing, tracking, maupun mempercepat capaian vaksinasi. Kemudian, dinas pariwisata, dan dinas perhubungan juga melakukan tugasnya sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.

"Kami juga menyiapkan obat, alat pelindung diri (APD). Semua sudah siap. Untuk testing acak nanti dilihat sesuai kebutuhannya. Kemudian OPD lainnya nanti sekolah seperti apa, kewenangan dinas pendidikan pemuda dan olahraga. Wisata seperti apa, tentu menunggu Instruksi Menteri Dalam Negeri. Sepertinya wisata tetap buka, warung dan lainnya, namun ada pembatasan berapa persen nanti,” kata Dewi.

Dewi juga mengatakan pada Libur Natal dan Tahun Baru 2022, semua pihak juga mewaspadai COVID-19 varian baru Omicron, meski berdasarkan analisa sementara belum masuk ke Indonesia. Varian COVID-19 Omicron dibanding Delta, masih lebih ganas Delta, tetapi karena ilmu berkembang terus semoga tetap diantisipasi.

"Yang paling utama, kita harus waspada bagaimana pun kondisinya dan tidak abai terhadap protokol kesehatan,” katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.

Dewi mengatakan kasus aktif COVID-19 di Gunung Kidul sebanyak 28 kasus. Dua pasien di rawat di rumah sakit, sementara 26 lainnya melakukan isolasi mandiri.

"Hari ini tidak ada tambahan kasus dan tidak ada pasien COVID-19 yang sembuh. Kami berharap pasien COVID-19 aktif ini semoga segera sembuh, tidak ada tambahan kasus. Segera nol kasusnya,” katanya.