YOGYAKARTA - Pendapatnya mengenai pergerakan BTC. Dia menilai bahwa kripto nomor satu tersebut belum mencapai koreksi dalam, ini disebabkan karena volume perdagangan BTC yang terbilang kecil seperti yang dikatakan Trader legendaris Peter Brandt, di tengah barish-nya Bitcoin dalam beberapa hari terakhir.
Penurunan harga BTC yang perlahan tapi pasti menunjukkan bahwa momen bearish belum selesai sebelum memasuki tren bullish. Dia berpendapat bahwa titik terendah terjadi karena panic sell.
BACA JUGA:
Sebut Harga Bitcoin Masih Akan Terjun Bebas Lagi
Diinfokan dari U.Today, Analis on-chain Willy Woo mengatakan bahwa tak ada pertanda aksi jual, menunjuk pada sentimen holder yang kuat. Ia mengklaim pasar dikala ini sedang dalam fase konsolidasi.
Merespon salah satu pengikutnya, Brandt sepakat bahwa aksi jual besar-besaran tak senantiasa seharusnya terjadi di tengah siklus pasar yang sedang naik, namun ia menginginkan untuk memperhatikan volume yang diperluas pada kenaikan yang bullish.
Awal bulan ini, ahli grafik veteran mendesak para trader untuk memperhatikan formasi double top bearish, tetapi dia juga menjelaskan bahwa polanya belum dikonfirmasi.
Bitcoin memulai bulan terakhir tahun ini dengan aksi jual besar-besaran. Cryptocurrency terbesar itu sempat jatuh ke level 42.000 dolar AS dan kemudian memulai serangkaian perdagangan terikat, dengan gagalnya BTC memasuki tren bullish untuk kembali ke level 50.000 dolar AS.
Selain itu, CEO Galaxy Digital Mike Novogratz mengatakan bahwa tren bearish diperkirakan akan berlanjut hingga 2022 karena melemahnya pasar saham AS. Namun, ia tetap bullish pada Bitcoin dalam jangka panjang.
Saat penulisan, harga Bitcoin mengalami penurunan sebesar 2,5 persen dalam 24 jam terakhir. Bahkan dalam satu pekan, BTC anjlok 7,3 persen sebagaimana laporan data dari Coingecko.
Artikel ini telah tayang dengan judul: Winter is Coming, Trader Kripto Peter Brandt Sebut Harga Bitcoin Masih Akan Terjun Lagi, saatnya merevolusi pemberitaan!