YOGYAKARTA - Dengan menggandakan jumlah pelacakan kontak erat pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 jadi salah satu langkah untuk antisipasi potensi penularan Omicron oleh kota Yogyakarta.
“Pelacakan dan pengetesan dilakukan lebih luas. Mungkin jumlahnya lebih dari dua kali lipat dari ketentuan pelacakan kontak erat yang selama ini sudah dilakukan,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, penambahan jumlah pelacakan kontak erat tersebut dapat dilakukan lebih leluasa, karena kebetulan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Yogyakarta cenderung rendah. Jika diduga terjadi rantai penularan lokal, akan langsung dilakukan penyekatan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:
Gandakan Pelacakan Kontak Erat Antisipasi Omicron
“Langkah berikutnya dan yang paling penting adalah harus tetap menjalankan protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas sehari-hari,” katanya.
Hingga saat ini, kata Heroe, belum menemukan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dari varian Omicron.
“Beberapa saat lalu, ada dugaan penularan setelah enam orang dalam satu keluarga terkonfirmasi positif COVID-19. Sampelnya sudah kami kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan whole genome sequencing (WGS),” katanya.
Hanya saja, belum ada laporan mengenai hasil pemeriksaan laboratorium hingga saat ini. “Pemeriksaan laboratorium membutuhkan waktu sekitar dua pekan,” katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Ia menyebut pemeriksaan sampel ke laboratorium akan dilakukan jika ada dugaan penularan cepat dalam satu wilayah atau lokasi tertentu. “Jadi, tidak lagi didasarkan apakah warga tersebut memiliki riwayat perjalanan luar negeri atau tidak,” katanya.
Sedangkan dari hasil pelacakan dan pengetesan terhadap kontak erat dari kasus penularan dalam satu keluarga tersebut, Heroe menyebut tidak ada penularan yang meluas.
Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id, pada Rabu (5/1) tidak ada tambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Yogyakarta. Satu pasien dinyatakan sembuh dan tidak ada pasien meninggal dunia. Dengan demikian, di Kota Yogyakarta tersisa 15 kasus aktif.