YOGYAKARTA - Harga minyak goreng di sejumlah pasar rakyat di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yaitu minyak goreng curah Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Kamis, mengatakan harga minyak goreng kemasan berdasarkan pantauan petugas di sejumlah pasar rakyat, seperti pasar Wates, Bendungan, Sentolo, Temon, Galur, Nanggulan, masih di atas kisaran Rp18.667 per liter sedangkan harga minyak goreng curah berada pada kisaran Rp17.100 per liter.
"Tingginya harga minyak goreng di tingkat pedagang pasar rakyat dan toko kelontong disebabkan oleh beberapa faktor. Sehingga, pedagang masih belum menjual harga minyak goreng sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan," kata Sudarna.
Masih di Atas HET
Pedagang masih berpedoman stok yang dia jual itu dari harga tebus pembelian lama. Mereka maunya dijual menurut berdasarkan harga tebus lama. Kemudian, pedagang umumnya belum mendapatkan pasokan minyak goreng dengan harga tebus baru dari distributor atau agen penyalur seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Untuk menyikapi masih tingginya harga minyak goreng di pasar, Disdagin Kulon Progo berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian DIY secara intensif. Meskipun, jika soal distribusi jawatannya menyerahkan prosesnya ke pemerintah pusat.
"Kalau dari Disdagin Kulon Progo hanya bisa berkoordinasi dengan Disperindag DIY, yang salah satu aksinya seperti "operasi pasar" itu. Untuk distribusi lebih tergantung kebijakan dari pusat," kata Sudarna.