YOGYAKARTA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan bahwa menanam padi empat kali dalam setahun merupakan cara strategis dalam meningkatkan produksi tanaman penghasil beras itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto usai menghadiri kegiatan tanam perdana padi IP 400 bersama Kementan di Bulak Desa Caturharjo, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu, mengatakan, DIY yang meliputi empat kabupaten dan satu kota menyediakan seluas 5.000 hektare untuk melaksanakan program itu.
"Arahan dari Kementerian ini program IP 400, karena lahan semakin sempit, penduduk yang makan semakin banyak, dan salah satu cara yang strategis untuk bisa meningkatkan produksi secara umum adalah IP 400," katanya seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Strategi Tingkatkan Produksi
Teknologi IP Padi 400, di mana dalam satu tahun diharapkan bisa tanam dan panen empat kali, dan kalau air untuk irigasi tersedia, bisa dengan pola padi-padi-padi-padi, tetapi kalau air tidak tersedia, bisa diselingi dengan tanaman palawija yang kebutuhan air sedikit.
"Tapi pastinya diharapkan dalam satu tahun ini bisa tanam empat kali, perkara waktunya bisa dari Maret sampai Maret, atau Oktober sampai Oktober, tinggal mulai tanam kapan, tapi pasti dalam 12 bulan bisa tanam empat kali," katanya.
Kendati demikian, untuk menyukseskan program tanam padi empat kali dalam setahun itu, petani harus menanam padi varietas umur pendek, agar target waktu 12 bulan dari awal tanam hingga panen keempat kali tercapai.
"Dengan varietas genjah, dengan keunggulan utamanya umur pendek, karena dengan tanam setahun empat kali umur padi itu paling tidak 70 hari kalau bisa, 75 hari maksimal," katanya.
Dengan varietas padi umur panjang lebih dari 75 hari, maka program IP Padi 400 tidak berhasil dari sisi waktu, karena hasilnya akan lebih dari satu tahun untuk empat kali tanam.
"Kalau untuk produktivitas sementara yang kemarin terjadi di tempat lain di DIY rata-rata tujuh ton per hektare, jadi antara 6,5 ton sampai tujuh ton itu baguslah, tetapi tergantung kondisi," katanya.
BACA JUGA:
Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!