YOGYAKARTA - Demi medukung program optimalisasi lahan kering guna mewujudkan ketahanan pangan lokal, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menginisiasi pembangunan irigasi di empat titik.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunung Kidul Raharjo Yuwono di Gunung Kidul, Senin, mengatakan pembangungan irigasi tersebut meliputi perpompaan, perpipaan, hingga damparit yang ada di Kecamatan Ponjong, Purwosari, Saptosari, dan Ngawen.
BACA JUGA:
Membangun Irigasi Di Empat Titik
"Pembangunan irigasi dilakukan untuk berbagai jenis lahan pertanian agar hasilnya ke depan jadi lebih optimal, seperti tanaman hortikultura dan perkebunan di empat wilayah tersebut," kata Raharjo.
Dia mengatakan belum lama ini, pihaknya mengesahkan bangunan air sumur pompa listrik di Pedukuhan Gojo, Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar. Termasuk jaringan irigasi untuk lahan pertanian kering di lahan itu.
Pembangunan sumur pompa listrik itu menghabiskan dana Rp142,125 juta dari pemerintah sentra. Raharjo mengatakan eksistensi pompa air itu akan meningkatkan kecakapan produksi lahan kering.
Pola tanamnya pun juga ikut berubah, mulai dari yang sebelumnya padi-palawija-bera menjadi padi-padi-alawija dalam satu tahun.
"Anggaran tersebut untuk membangun sumur bor di dua titik dengan jangkauan ke lahan seluas 25 hektare. Pembangunannya sendiri dilakukan secara swadaya oleh kelompok tani dibantu masyarakat," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengatakan peningkatan irigasi akan membuat produksi dan panen pangan bisa meningkat jadi tiga kali dalam setahun.
"Kondisi ini juga didukung dengan persediaan pupuk bersubsidi yang dipastikan mencukupi untuk tahun ini," katanya.