YOGYAKARTA - Dari berbagai peringatan yang ada pada bulan Juli, mungkin banyak yang belum mengetahui ada Hari Tanpa Televisi setiap bulan ini. Pada hari peringatan tersebut, masyarakat diajak untuk mematikan dan tidak menonton tayangan televisi selama sehari.
Peringatan Hari Tanpa Televisi seringkali berbarengan dengan Hari Anak Nasional yang jatuh setiap tanggal 23 Juli. Bentuk kegiatannya pun beragam, tidak hanya mematikan televisi, tapi, juga memilih tayangan yang sesuai dengan usia anak dan memberi batasan waktu menonton televisi dalam sehari.
Hari Tanpa Televisi bermula dari keresahan komunitas terhadap kualitas tayangan televisi dan dampaknya terhadap masyarakat, terutama bagi anak-anak. Gerakan ini digagas oleh Yayasan Pendidikan Media Anak dan Koalisi Nasional pada 2005 seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Keluarga di Hari Tanpa Televisi
Sejatinya, Hari Tanpa Televisi diperingati pada 25 Juli. Namun, belakangan ini kegiatannya seringkali berbarengan dengan Hari Anak Nasional 23 Juli.
Ajakan tidak menonton televisi selama satu hari yang digagas gerakan ini sama sekali bukan memboikot televisi, namun, sebagai aksi untuk mendorong perbaikan kualitas tayangan pada siaran televisi.
Selama mematikan televisi seharian penuh, keluarga bisa melakukan kegiatan bersama anak-anak misalnya bermain di luar ruangan.
1. Bermain di alam terbuka
Beraktivitas di alam terbuka bisa memberikan kesenangan tersendiri bagi anak-anak, selain mendapatkan udara segar, mereka bisa bereksplorasi dan berkreasi seperti menciptakan permainan baru.
Nilai tambah lainnya, beraktivitas di luar ruangan bisa menjadikan orang tua dan anak lebih dekat.
2. Memasak
Kegiatan ini tidak hanya bisa membuat anak merasa senang karena bisa membuat makanan sendiri, tapi, juga membantu membangun rasa percaya diri. Ketika anak dilibatkan dalam proses memasak, misalnya menyiapkan bahan makanan, mereka merasa dirinya dipercaya .
Aktivitas ini juga bisa membangun rasa tanggung jawab. Setelah memasak, apa pun hasilnya, berikan pujian bahwa orang tua menghargai usaha mereka.
3. Bermain peran
Bermain peran, seperti dokter-dokteran, bisa mengasah kemampuan anak bersosialisasi sambil mempelajari topik tertentu. Melalui permainan ini, anak juga bisa mengembangkan imajinasi mereka.
4. Olahraga
Penting bagi orang tua untuk mengenalkan anak pada aktivitas olahraga sejak kecil, antara lain untuk membentuk rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Salah satu caranya, ajak anak berjalan kaki di taman sekitar rumah supaya mereka bisa mengeluarkan energinya sekaligus mengeksplorasi dunia luar.
5. Berdonasi
Bangun rasa simpati dan empati anak terhadap sesama melalui kegiatan donasi. Misalnya, beri pengertian kepada mereka bahwa mainan yang masih bagus, tapi, sudah tidak digunakan atau disukai, bisa diberikan kepada anak-anak yang membutuhkan.