Jemi Batin Tikal Rilis Buku Puisi Baru: Angkat Sejarah-Sosial-Budaya Bangka dan Perjalanan Perantauan
Buku puisi Jemi Batin Tikal

Bagikan:

Jemi Ilham penulis muda asal Bangka Belitung menerbitkan buku puisi baru berjudul "Yang Tidak Mereka Bicarakan Ketika Mereka Berbicara Tentang Cinta". Pemilik nama pena Jemi Batin Tikal ini menetap di Kota Jogja sejak kuliah dan aktif bergiat di komunitas serta kegiatan-kegiatan sastra dan literasi. Sebagai buku puisi keduanya, karya Jemi kali ini tentunya sudah dinanti-nantikan oleh para penikmat puisi. 

Mengangkat Sosial-Budaya Tanah Kelahiran dan Perjalanan Perantauan

buku puisi Jemi Batin Tikal

Dari Sumatra hingga Jawa, dari sejarah masa lampau hingga kejadian masa kini, dari Tan Bun An hingga Tan Malaka, puisi-puisi dalam buku Yang Tidak Mereka Bicarakan Ketika Mereka Berbicara Tentang Cinta  membentangkan perjalanan perantauan & persentuhan Jemi Batin Tikal dengan sejarah-sosial-budaya dari tempatnya maupun berasal dengan hal-hal di luar dirinya.

Kota-kota yang pernah disinggahi, baik secara langsung maupun melalui penelitian kepustakaan & audio-video, seperti Payakumbuh, Palembang, Jakarta, dan Yogyakarta tak luput Jemi rekam dan tuliskan ke dalam puisi. Hal itu terangkum di bagian pertama “Melayat ke Luar”, memuat persentuhan penyair selama di perantauan.

Sedangkan sejarah dan kondisi sosial budaya masyarakat Bangka Belitung dituliskan pada bagian kedua “Melayat ke Dalam”. Pada bagian ini, puisi-puisinya mengangkat pertambangan timah yang memiliki andil besar bagi terbentuknya sejarah di sana. Timah dalam amatan penyair di satu sisi merupakan anugerah, tetapi di kemudiam hari jadi masalah lingkungan berkepanjangan. Puisi di bagian ini berpijak dari kelindan masa lalu-masa kini yang diamati dan dialami oleh penyair.

Berkolaborasi dengan Ilustrator dan Tawarkan Konsep Tipografi Hasil Eksperimen

“Rancangan visual layout dan sampul buku puisi ini dikerjakan oleh Aka Rifai, seorang graphic designer & illustrator. Aka Rifai menawarkan konsep tipografi hasil riset dan eksperimennya. Jika buku puisi di Indonesia umumnya didampingi visual foto atau ilustrasi, maka konsep tipografi temuannya ingin menonjolkan, memaknai, mendalami, dan menggali kekuatan dari kata-kata,” ungkapnya. Puisi-puisi di dalamnya bertitimangsa dari tahun 2017 hingga 2023.

“Para pemesan pertama, secara eksklusif mendapatkan kartu pos dari salah satu visual yang ada di buku. Rencananya, saya dan Rifai juga akan membuat buku puisi edisi khusus untuk dikoleksi,” ujarnya. Buku puisi Yang Tidak Mereka Bicarakan Ketika Mereka Berbicara Tentang Cinta , setelah terbit bisa dipesan melalui media sosial penulis Instagram/Facebook @jemibatintikal atau di beberapa reseller toko buku yang berkolaborasi dengan penerbit Litani Literasi. (AB)